Institut Tehnologi Bandung (ITB) Jadi Pelopor Perguruan Tinggi Tangguh Bencana

Bandung, b-oneindonesia- Dalam mendukung upaya pengurangan risiko bencana, Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Forum Group Discussion (FGD) dan Launching Menuju ITB Perguruan Tinggi Tangguh Bencana di Gedung Rektorat ITB, Bandung, Jawa Barat pada Jumat, 1 November 2019.

Untuk tujuan membangun Kampus Tangguh Bencana dan Berkelanjutan, kegiatan FGD juga dilakukan untuk mendapatkan masukan terkait konsep peran ITB dalam mendukung Pengurangan Risiko Bencana Nasional.

“Kami berharap bahwa program Menuju ITB Perguruan Tinggi Tangguh Bencana bisa dikembangkan untuk perguruan tinggi lainnya di Indonesia, bahkan untuk bangsa dan negara. Kami siap untuk terus mendukung kegiatan BNPB dalam mengurangi risiko bencana, mitigasi serta menumbuhkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana,” ujar Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, Rektor Institut Teknologi Bandung.

Berdasarkan potensi bencana yang ada di Indonesia, khususnya Jawa Barat, ITB juga memiliki Pusat Penelitian Mitigasi Bencana (PPMB) dan Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) yang diharapkan dapat terus mengembangkan kapasitas dalam membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana serta mampu menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dalam menanggulangi ancaman bencana yang ada di Jawa Barat, terutama di Bandung.

“Tidak hanya membangun kapasitas di internal ITB saja, tetapi ITB wajib menjadi pelopor, menjadi motor penggerak bagi perguruan tinggi di Indonesia untuk membangun kesiapsiagaan, aktivitas mitigasi hingga pengurangan risiko bencana,” ujar Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Doni juga mengharapkan peran ITB untuk menjadi prototipe dan sumber daya manusia yang menjadi pionir sehingga mampu meningkatkan ketangguhan masyarakat dan menjadikan Pentahelix sebagai ujung tombak dalam penanggulangan bencana.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi, B. Wisnu Widjaja BNPB menyatakan bahwa membangun ketangguhan dalam menghadapi bencana memerlukan proses, mulai dari memahami risiko yang ada di sekitar kita, meningkatkan ketahanan serta membentuk sikap kesiapsiagaan. Bukan hanya dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, tetapi juga untuk seluruh elemen masyarakat.

“Kami sangat setuju dengan ITB menjadi perguruan tinggi tangguh bencana, namun mahasiswa juga perlu dilibatkan secara aktif dan dibutuhkan kerja sama lintas untuk dapat menerapkan kesiapsiagaan bencana kepada para mahasiswa,” ujar Presiden Keluarga Mahasiswa ITB, Royan A Dzakiy.

Menumbuhkan kesiapsiagaan harus terus dilakukan dari tahun ke tahun sehingga dapat melahirkan perilaku yang tanggap terhadap bencana.

BNPB mendukung ITB dalam membangun kampus tangguh bencana dengan mengembangkan semangat merubah perilaku serta kolaborasi dalam melakukan mitigasi dan pencegahan.

Selain menghadirkan Kepala BNPB dan Rektor ITB, juga turut hadir Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, B. Wisnu Widjaja, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Lilik Kurniawan, Plt Deputi Bidang Penanganan Darurat, Dody Ruswandi, berserta jajaran, Wakil Rektor ITB, Dekan-dekan ITB, Direktur, Kepala Pusat, UPT K3L, PPMB ITB, PUI-PT Sains dan Teknologi Kegempaan ITB, serta Perwakilan dari Kabinet Mahasiswa.

Komentar