Bahas Kelanjutan Bangun Ibu Kota Negara Indonesia, Gubernur Kaltim Isran Noor jadi Pembicara di Kampus UI Salemba

Gubernur Kaltim Isran Noor di Kampus UI Salemba bersama Rektor UI Prof Kuncoro dan Ketua Alumni UI Dr Audrey Tangkudung Rabu (7/04/21)

Jakarta, b-Oneindonesia – Pembahasan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Republik Indonesia di Provinsi Kalimantan Timur kembali bergulir. Bahkan tahun ini perencanaan groundbreaking Istana Negara di Kalimantan Timur akan bergulir. Pembicaraan Ibu Kota Negara tidak hanya terjadi di Kalimantan Timur (Kaltim) ataupun Jakarta saja. Pembicaraan pemindahan Ibu Kota Negara itu menjadi buah bibir di seluruh Indonesia

Untuk itu, Gubernur Kaltim Isran Noor menjadi tamu undangan dalam kuliah umum Universitas Indonesia (UI) Rabu (7/4/2021) siang. Gubernur Kaltim, Isran Noor diundang langsung di Gedung IASTH Kampus UI Salemba Jakarta.

Gubernur Kaltim secara khusus diundang UI untuk menyampaikan kuliah umum pada Rabu, 7 April 2021 di Kampus UI Salemba, Jakarta.
Dengan tema ” Potensi dan Keberlanjutan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur,” .
Pelaksanaan kuliah umum dilakukan secara online. Peserta kuliah umum yang datang  ratusan mahasiswa, baik melalui zoom dan live youtube Humas SIL dan SKSG UI.

Sementara itu, Gubernur Isran Noor menegaskan untuk pengembangan Ibu Kota Negara dibangun waduk di sejumlah titik. Dengan tujuan mendukung ketersediaan air bersih Ibu Kota Negara.

“Pembangunan rencana dilakukan pihak swasta. Semoga saja terwujud. Artinya, bukan kawasan hijau saja yang dibangun, tapi pendukung lainnya juga dibangun,” kata Isran Noor.

Gubernur Kaltim menjelaskan bahwa sangat meyakini Jokowi dan pemerintahannya tidak akan menghentikan rencana besar untuk negara, terutama terkait rencana pemindahan IKN.

Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor menjawab banyak pertanyaan seputar rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) ke sebagian wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Setahun sejak diumumkan Presiden Joko Widodo masyarakat banyak penasaran dengan kelanjutannya. Apalagi, Tanah Air saat ini tengah dilanda pandemi Covid-19.

“Sekarang ini rencana pemindahan IKN lagi slow down, bukan dihentikan. Karena kita sedang menghadapi musibah Covid-19,” kata Isran.

Secara berjenjang, pemerintahan terdekat dengan rencana ibu kota baru pun telah menyusun rancangan antisipasi pembangunan sebagai bagian dari kawasan penyangga IKN.

Daerah-daerah itu adalah Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Balikpapan dan juga Samarinda. Isran juga menjawab pertanyaan seputar apakah rencana pemindahan ibu kota ini akan berpengaruh terhadap visi Kaltim Berdaulat hingga menyebabkan daerah ini perlu melakukan penyesuaian.

“Penyesuaian pasti ada. Tapi, poin pentingnya, pemindahan IKN ini bukan untuk Kaltim, tapi untuk Indonesia,” jelasnya.

Jokowi Pindahkan Ibu Kota Negara ke Kaltim, Gubernur Isran Noor: Bapak Presiden Pasti Masuk Surga

Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor mengisahkan pernah menyampaikan ke Presiden Jokowi, bahwa Jokowi bakal masuk surga karena telah memindahkan ibu kota negara. Alasannya, karena di era kepemimpinan Jokowi, rencana ibu kota negara yang telah diwacanakan tiga mantan presiden sebelumnya, terealisasi di Kaltim.

Tiga mantan presiden yang dimaksud Isran yakni mantan Presiden Soekarno, Soeharto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Makanya saya sampaikan kepada Bapak Jokowi (presiden). Mas Jokowi, Bapak Presiden, Bapak itu pasti masuk surga. Tidak usah lagi Bapak itu beramal ibadah,” ungkap Isran Noor saat memberikan kuliah umum terkait potensi dan keberlanjutan ibu kota negara di Universitas Indonesia (UI), Jakarta, yang disiarkan langsung melalui zoom meeting, Rabu (7/4/2021).

Isran mengatakan dengan memindahkan ibu kota negara, Jokowi telah mewujudkan cita-cita dua kepala negara yang sudah meninggal dunia yakni Soekarno dan Soeharto.
“Artinya Bapak (Jokowi) mewujudkan cita-cita itu,” ujar Isran.

Sebagai informasi, Soekarno mewacanakan pemindahan ibu kota negara ke Palangka Raya, Kalteng, pada 1965. Soeharto mewacanakan daerah Jonggol, Bogor, sebagai ibu kota negara. Setelah tenggelam, pada 2010 wacana ibu kota negara kembali muncul setelah SBY menawarkan opsi pemindahan ibu kota negara sebagai cara mengatasi kemacetan di Ibu Kota Jakarta.

Memasuki era pemerintah Jokowi, tepat 2019 pemerintah memutuskan ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur, tepatnya di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Isran melanjutkan, saat itu, Jokowi menyampaikan ke dirinya bahwa pemindahan ibu kota negara ke Kalimatan Timur, tidak ujug-ujug, tapi melalui proses panjang.

Bahkan kajian strategis sudah dilakukan sejak tahun kedua masa pemerintahan Jokowi, pada 2016. “Jadi Bapak (Jokowi) tidak usah khawatir pasti Bapak masuk surga,” tutur Isran lagi.
Tak hanya itu, Isran juga mengaku meminta Jokowi tak perlu pikir panjang dalam memindahkan ibu kota negara.

“Bapak tidak usah pikir juga. Karena kalau Bapak bisa pindahkan ibu kota ini. Bapak akan dikenang oleh anak bangsa ini sampai kapan pun sebagai sebuah wujud karya besar kepala negara,” jelas Isran sebelum masuk ke materi kuliah umumnya.

Kurang lebih satu jam Isran Noor menyampaikan materi kuliah umum dihadapan Rektor UI, Prof Kuncoro, para dekan dan pembantu dekan serta mahasiswa yang menyaksikan secara langsung (offline) di Gedung IASTH lantai 5 Kampus UI, Salemba, Jakarta.

Sementara, peserta yang menyaksikan melalui zoom meeting, di atas 200 peserta. Dalam pemaparannya, Isran menyampaikan kondisi sosial ekonomi di Kaltim serta letak daerah yang dinilai strategis sebagai ibu kota negara. Selain itu, Isran juga memaparkan infrastruktur pendukung yang sudah terbangun serta konsep pembangunan ibu kota negara yang ramah lingkungan.

Gubernur Kaltim mengatakan, pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur tidak akan membebani Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Menurut dia anggaran biaya pemindahan datang dari pihak swasta dan asing dari Arab Saudi dll.

“Hanya sedikit anggaran dari APBN. Kebanyakan pendanaan dari swasta,” ujarnya.

Komentar