Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah : Negara Tidak Boleh Kalah Dengan Aksi Premanisme Bom Molotov di Kantor PDIP, Jika Tak Hilang Wibawa di Mata Rakyatnya

Cianjur, b-Oneindonesia.co.id – Serangan bom molotov ke markas PDI Perjuangan terus berlanjut. Hanya dalam waktu 10 hari, tiga kantor pengurus cabang PDIP dilempar bom molotov oleh orang tak beradab. Di saat pihak Kepolisian sedang memburu si pengecut ini, kubu Banteng nyatakan siaga satu.
Kasus terbaru berupa penyerangan yang menimpa Kantor DPC PDIP Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (7/8) dinihari.

Bangunan dua lantai dengan corak warna merah ini tersebut dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, beberapa bagian gedung tampak rusak. Bekas gosong masih terlihat pada bagian pintu, dinding dan jendela depan. Kursi sofa yang ada di bagian depan hangus terbakar. Di sekitarnya, ditemukan proyektil dari bom molotov seperti minyak tanah dan pecahan beling. Sejumlah barang bukti di lokasi kejadian pun telah diamankan, dan penyidik masih menghimpun keterangan saksi-saksi.

Sebelum di Cianjur, dua kantor cabang PDIP di Jabar juga mengalami hal yang sama. Pertama kali yang jadi sasaran adalah Kantor Sekretariat Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Megamendung. Tepatnya Selasa (28/7), bom molotov meledak di depan pintu Kantor Sekretariat PAC PDIP Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Saat itu, diperkirakan ada tiga buah bom molotov yang dilemparkan oleh orang yang sampai saat ini belum terungkap. Meski tidak menyebabkan kebakaran, namun akibat lemparan bom molotov tersebut mengakibatkan beberapa bagian rumah mengalami kerusakan ringan.

Selang sehari, Kantor Sekretariat PAC PDIP Cileungsi juga jadi sasaran. Kantor berupa rumah yang masih dalam tahap renovasi tersebut diketahui milik Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kabupaten Bogor, Muad Khalim. Muad Khalim pun diketahui saat ini menjadi Anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi PDIP.

Menyikapi 3 serangan bom molotov tersebut, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah angkat bicara. Dia meminta seluruh kader dan simpatisan khususnya di Jabar untuk siaga.

Ahmad Basarah mengaku kejadian semacam ini sudah biasa dilalui partainya. PDIP tidak akan terprovokasi melakukan kekerasan sebagai perlawanan. Kejadian-kejadian ini dibeberkan Basarah, malah membuat PDIP semakin solid.

“Kami menyesalkan aksi kekerasan tersebut dan meminta segenap kader-kader PDIP tidak terpancing,” imbaunya.
Di samping itu, Basarah meminta kepolisian segera mengungkap kejadian ini. Polri harus memberikan rasa aman kepada seluruh rakyat dan menciptakan ketertiban sosial dari berbagai upaya aksi premanisme. “Negara tidak boleh kalah dengan aksi premanisme, apabila negara tidak ingin kehilangan kewibawaan di mata rakyatnya,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono mengaku sudah menyiapkan antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Kader ada yang piket 24 jam, pemasangan CCTV dan koordinasi dengan petugas keamanan lingkungan,” tukas Ono, kemarin.
Dia juga menekankan kader partai di seluruh Jabar tidak terprovokasi dengan main hakim sendiri, serta menuduh pihak-pih‎ak tertentu.

Ono menegaskan PDIP belum bisa menuduh siapapun yang bertanggung jawab atas kejadian itu. “Kader jangan terprovokasi. Tetap tenang. Serahkan penyelidikannya pada polisi. Kami mendorong Polri mengungkap siapa pelaku dan aktor di belakangnya,” ujar dia.

Kapolres Cianjur, AKBP Juang Andi Priyanto berjanji segera mengungkap dan menangkap pelaku pelemparan bom molotov ke kantor DPC PDI-P Kabupaten Cianjur, Jumat dini hari. Pihaknya telah melakukan olah TKP di lokasi kejadian ini. “Kami akan segera ungkap dan tangkap pelakunya, saat ini kami masih mengembangkan kasus tersebut guna mengetahui motif dibalik pelemparan bom molotov yang merusak pintu depan serta sofa di depan kantor,” katanya.

Hingga saat ini, polisi sudah mengumpulkan keterangan saksi-saksi dan meminta rekaman CCTV yang sempat merekam aksi dua orang pelaku yang melemparkan bom molotov ke kantor DPC PDIP Cianjur guna pengembangan kasus tersebut.

Tak hanya itu, pihaknya juga menerjunkan anggota untuk berjaga-jaga di TKP. Ada puluhan personel yang bertugas dan dilengkapi senjata laras panjang. Hal ini dilakukan untuk menjaga hal tidak diinginkan kembali terjadi.

Komentar