Pesan HKAN Tahun 2020: Jangan Lengah Jaga Alam, Demi Menjaga Peradaban

Bontang b-oneindonesia- Tanggal 10 Agustus ditetapkan sebagai Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN). Tahun ini, acara puncaknya digelar di Taman Nasional Kutai, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, Rabu (16/9). Dengan mengambil tema “Nagari Rimba Nusa-Merawat Peradaban Menjaga Alam”, pelaksanaan acara ini tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19, dan disiarkan secara virtual, menghubungkan berbagai elemen anak Bangsa dari berbagai penjuru Indonesia.

Selain bertujuan mengkampanyekan semangat konservasi, pelaksanaan HKAN 2020 diharapkan dapat mendukung langkah-langkah penyiapan dan pemantapan Provinsi Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia yang baru, dengan proyeksi area-coverage seluas ± 256 ribu Ha, pada wilayah amdinistratif Kab. Penajam Paser Utara dan sebagian Kab. Kutai Kartanegara.

“Sangat jelas pesan dari Bapak Presiden Joko Widodo, bahwa kita akan menyiapkan calon Ibu Kota Negara seraya melakukan pemulihan lingkungan. Artinya penyiapan dan pembangunan IKN menerapkan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan,” ujar Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong, membacakan Sambutan Menteri LHK pada Puncak Peringatan HKAN Tahun 2020 di Bontang Mangrove Park, Kota Bontang, Kaltim, Rabu (16/9).

Pada kesempatan tersebut, Wamen Alue menyampaikan harapan adanya kesungguhan dari seluruh jajaran teknis pemerintah, pusat dan daerah untuk stick dan committed memberi pengabdian kepada Negara dan Bangsa. Muara utamanya adalah terjaganya alam dan sumberdaya alam, karena disitulah peradaban Indonesia akan terus terpelihara.

“Saya juga menekankan sungguh-sungguh pada semua jajaran aparat untuk bisa sensitif dan memahami prinsip-prinsip jurisdiksi negara, tidak saja jurisdiksi dalam arti wilayah, kawasan yang dipangkunya, namun dan lebih dari itu, juga jurisdiksi dalam urusan yang sama sekali tidak boleh kita lengah, tidak boleh dilepaskan tanggung jawab pelaksanaanya atas alasan apapun,” ujarnya.

Seluruh jajaran aparat dan kader konservasi Indonesia juga harus betul-betul memahami bahwa sumberdaya alam merupakan modal dasar pembangunan nasional, bagi bangsa saat ini dan generasi mendatang.

“Untuk itu sekali lagi kita tidak boleh lengah dan harus ada kesungguhan menjaga sumberdaya alam Republik ini dengan sebaik-baiknya. Saya juga berharap seluruh aparat pusat dan daerah, juga para kader bangsa bidang koservasi, tidak pernah luput atau alpa akan tugas menjaga tumpah darah dan bangsa ini,” pesan Wamen Alue.

Menjaga kelestarian konservasi alam juga merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia untuk menjaga peradaban. Hal ini dapat memberikan contoh kepada generasi muda bahwa aktualisasi menjaga sumberdaya alam kekayaan bangsa ini membutuhkan aksi nyata dengan pemahaman yang tepat. Kekayaan alam ini telah begitu rupa diingatkan oleh founding father dan ditorehkan dalam konstitusi negara ini.

“Kita bisa memberikan keteladanan dan aksi-aksi nyata, yang melibatkan dan menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk berkomitmen menjadi bagian tak terpisahkan dari konservasi alam, untuk hidup harmoni dan semakin lebih menghargai alam,” kata Wamen Alue.

Bersinergi dengan berbagai pihak lainnya di Indonesia menjadi kunci lain dalam penerapan makna dan pesan konservasi dalam melaksanakan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan, dengan menerapkan tiga prinsip konservasi yaitu perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan.

Mendukung hal tersebut, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mendukung penuh Peringatan Puncak HKAN Tahun 2020 yang digelar di wilayahnya. Dalam sambutannya, dia menyampaikan hutan Kalimantan merupakan paru-paru dunia yang harus dijaga. Kaltim juga salah satu yang terbaik dalam upaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca.

“Yang paling penting, alam harus tetap kita jaga di tengah pandemi ini. Karena sebetulnya vaksin Covid-19 paling tepat untuk saat ini yaitu dengan pola 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” ungkapnya.

Harapan lain yang juga penting, HKAN Tahun 2020 sekaligus juga menjadi momentum reaktivasi kawasan konservasi sebagai destinasi wisata konservasi. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno menyampaikan pandemi juga berdampak terhadap kawasan konservasi dan aktivitas wisata alam.

“Ditjen KSDAE tengah bekerja keras memulihkan pariwisata alam d kawasan konservasi, dengan menerapkan protokol Covid-19 yang ketat,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Wamen Alue Dohong menyerahkan Anugerah Konservasi kepada 19 orang penerima, yang telah berperan dalam upaya konservasi alam. Mengakhiri kegiatan, Wamen Alue melakukan penanaman pohon dan pelepasliaran satwa burung.

Turut hadir pada acara ini Kepala BRG Nazir Foead, Wakil Ketua Komite II DPD RI Hasan Basri, Anggota DPD RI Dapil Kaltim Zainal Arifin, Walikota Bontang Neni Moernaeni dan Forkopimda Kota Bontang. Selain itu, acara diikuti Kepala UPT Lingkup Ditjen KSDAE dari seluruh Indonesia, dan UPT KLHK di Provinsi Kaltim.

Pada kunjungan kerjanya di Kaltim, Wamen Alue Dohong juga meninjau persemaian mangrove di Muara Badak, Kab. Kukar yang dikelola oleh Kelompok Tani Hutan Ramah Lingkungan S.B. Lokasinya yang berada di delta Sungai Mahakam menjadikannya areal yang penting dalam menjaga ekosistem mangrove sebagai peredam angin dan gelombang laut, serta pelindung abrasi.

Mangrove juga berperan penting dalam menjaga keberlangsungan populasi ikan, kerang, udang dan lainnya. Selain itu, mengrove merupakan tempat untuk perkembangbiakan dan pembesaran yang bagus untuk udang.

“Kami tengah menggalakkan padat karya penanaman mangrove dengan model silvofishery. Jadi mangrovenya kita rehabilitasi agar udang, bandengnya jadi banyak, masyarakat pun mendapat penghasilan dari sana,” kata Wamen Alue.

Selanjutnya, Wamen Alue mengunjungi Pusat Konservasi Mangrove yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Laut Indah, Bontang. Selain program konservasi kawasan mangrove, Kelompok Tani Lestari Indah yang mengelola kawasan ini juga memberdayakan ibu rumah tangga dalam program diversifikasi buah mangrove. Mereka dibina dan diberi bekal keterampilan untuk memanfaatkan  buah mangrove menjadi produk sirup mangrove yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Saat ini, mereka juga tengah mengembangkan ekowisata mangrove dan pembudidayaan kepiting bakau.

Komentar