Pesan Natal DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) 2019

Jakarta,b-oneindonesia – Natal merupakan peristiwa iman dan sukacita bagi sesama manusia, saat Tuhan yang Maha Besar menyapa manusia dalam kasih dan cinta. Karena itulah perayaan Natal adalah perayaan syukur atas kehidupan yang mestinya dilalui dengan kegembiraan. Saat Tuhan Yang Maha Besar menyapa manusia dalam wujud Yesus Kristus, saat itulah pemaknaan arti seorang sahabat begitu kental lewat penghayatan perayaan Natal.

Natal mengajarkan bahwa sahabat adalah sosok yang mampu berbaur dan merangkul siapa saja tanpa mempersoalkan identitas atau latar belakang dari seseorang, layaknya kehadiran para gembala yang selalu diasosiasikan dengan orang miskin, kaum lemah, termarginalkan dan di sisi lain kehadiran para majus yang dikenal sebagai kaum terpandang serta kaya dan berpendidikan.

Kehadiran kaum gembala dan para majus mengartikan bahwa sahabat adalah sosok yang mampu merangkul siapa saja tanpa memandang golongan, status, dan identitas sosial lainnya.

Demikianlah Natal, harusnya menjadi kegembiraan merayakan kehidupan ini secara bersama. Itulah sebabnya DPP GAMKI melalui pesan Natal tahun 2019, menyesalkan tindakan-tindakan kekerasan yang masih saja terjadi di Indonesia, seolah merupakan wabah yang susah dicarikan vaksin untuk menyembuhkannya.

Tindakan kekerasan yang berusaha memacetkan serta menghalangi kegembiraan menjalani kehidupan menjadi milik bersama ini seringkali dilatari oleh persoalan identitas, seperti suku dan juga agama, dari mereka yang merasa diri sebagai kelompok dominan karena kekuatan politis terhadap orang-orang yang punya keterbatasan dalam berbagai aspek termasuk dalam jumlah. Contoh yang paling nyata di depan kita adalah peristiwa kekerasan yang terjadi di Papua dalam hal ini di Nduga yang belum ada titik terang penyelesaian melalui hukum yang berlaku di Indonesia, serta persoalan intoleransi di Sumatera Barat tentang pelarangan merayakan Natal dengan alasan tidak memiliki tempat ibadah yang resmi. 

Dorongan seruan berupa kecaman keras terhadap pemerintah atas kekerasan dan intoleransi yang meningkat, terus lahir dari rahim-rahim perjuangan umat Kristen di Indonesia, termasuk usulan-usulan dari DPD dan DPC Se-Tanah Air. Hal ini menegaskan kembali bahwa peristiwa Natal juga merupakan tindakan revolusioner Tuhan Yang Maha Besar yang berdaulat atas kehidupan, termasuk memilih Maria dan Yusuf sebagai media untuk karya monumental.

Karya keselamatan yang dilakukan Tuhan Allah dalam Yesus Kristus telah memerdekakan manusia dari belenggu penindasan dalam bentuk apapun, dan mengantarkan negeri ini dengan gagah berani menyerukan dan memosisikan diri sebagai negara yang merdeka. Jalan kemerdekaan inilah yang menegaskan jalan perjuangan GAMKI secara jelas, bahwa apapun kondisi yang dialami oleh masyarakat Indonesia, terkhususnya umat Kristen, GAMKI terus berkomitmen membangun dan mengusahakan kesejahteraan Indonesia.

Karena itulah GAMKI juga membuka diri menerima segala bentuk laporan dari siapa saja jika ada umat beragama dari agama manapun yang dilarang membangun rumah ibadah dan melaksanakan perayaan keagamaan dengan alasan yang tidak jelas. DPP GAMKI akan memperjuangkannya seperti yang sementara dilakukan saat ini pada kasus Sumatera Barat, karena memeluk dan merayakan hari raya adalah hak konstitusional dan bukan kesepakatan!

Yusuf dan Maria serta semua peristiwa saat Natal perdana, tidak terjadi secara kebetulan. Karena itu, Natal juga memberi pesan kepada kita, bahwa kehadiran kita semua di Indonesia bukanlah sebuah kebetulan. Kita diberikan mandat dan tugas sebagai manusia-manusia merdeka yang mesti mengusahakan kesejahteraan kota di mana kita berada dan terus-menerus mendoakannya.

Tindakan mengusahakan kesejahteraan kota hanya bisa dilakukan dengan tindakan kolaborasi yang menjunjung tinggi perbedaan sebagai kekayaan yang saling melengkapi dan bukannya sebagai alasan untuk saling meniadakan lewat tindakan kekerasan dan intoleransi.

Natal 2019 ini kita harapkan dapat menjadi momentum untuk menegaskan kembali komitmen kebangsaan kita. Bahwa keberagaman adalah keniscayaan dan kita semua sebagai bangsa Indonesia harus belajar untuk saling mengenal dan memahami perbedaan yang ada. Perbedaan tidak menjadi alat pemecah, melainkan kekuatan dan kekayaan bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara kita.

Karena itu, lewat Pesan Natal 2019 ini, DPP GAMKI menghimbau kepada seluruh DPD dan DPC untuk memaknai perayaan Natal melalui kegiatan yang penuh kasih dan cinta dengan melibatkan anak-anak terlantar dan kelompok termajinalkan yang membutuhkan balutan kasih Tuhan Allah melalui “kain lampin” yang kita miliki.

Kegiatan ini juga bisa melibatkan kelompok lintas agama lainnya sebagai perekat kekerabatan dalam perjuangan bersama menyejahterakan kota di mana kita berada. Kegiatan ini dapat dilaksanakan berkelanjutan, namun secara khusus sampai menjelang pelaksanaan Rakernas dan Natal Nasional GAMKI di Surabaya pada bulan Januari mendatang.

DPP GAMKI juga menghimbau kepada seluruh umat Kristen untuk tidak terprovokasi dengan pemberitaan yang terjadi kepada saudara-saudari kita di Sumatera Barat. Secara khusus kepada saudara-saudari di daerah yang jumlah pemeluk Kristen dalam jumlah yang banyak, sekiranya kita tidak melakukan tindakan diskriminasi akibat pemberitaan di Sumatera Barat.

Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! (Roma 12:17). Hanya dengan berlaku demikian, kita bisa menjadi sahabat bagi semua orang untuk mengusahakan kesejahteraan kota dimana kita berada.

Mari kita nyatakan berita sukacita Natal dengan mengusahakan kesejahteraan kota/daerah dimana kita berada dan mari kita doakan kesejahteraan dari kota/daerah dimana kita berada.

Selamat merayakan Natal 25 Desember 2019 dan menyongsong Tahun Baru 1 Januari 2020,  Tuhan Yesus Memberkati kita sekalian! Ora et Labora!

Jakarta, 24 Desember 2019

Dewan Pimpinan Pusat
Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia

Ketua Umum : Willem Wandik, S.Sos
Sekretaris Umum : Sahat MP Sinurat

Komentar