WHO Sebut Corona Ditularkan Melalui Binatang dan Bukan Buatan Laboratorium

Jenewa-b-oneindonesia–Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan seluruh bukti yang ada menunjukkan bahwa virus corona baru berasal dari hewan di China akhir tahun lalu, dan tidak dimanipulasi atau diproduksi di laboratorium.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pekan lalu mengatakan pemerintahnya berusaha menentukan apakah virus tersebut berasal dari laboratorium di kota Wuhan di China tengah, tempat pandemi virus corona muncul pada Desember 2019.

“Semua bukti yang ada menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari hewan dan tidak dimanipulasi atau dibangun di laboratorium atau di tempat lain,” kata juru bicara WHO Fadela Chaib dalam jumpa pers di Jenewa, Selasa (22/04/2020).

“Kemungkinan besar, kemungkinan virus itu berasal dari hewan,” ujarnya.

Tidak jelas, tambah Chaib, bagaimana virus itu melompati penghalang spesies ke manusia, tetapi “tentu saja” ada inang hewan perantara.

“Kemungkinan besar virus itu memiliki wadah ekologis pada kelelawar, tetapi bagaimana virus beralih dari kelelawar ke manusia masih harus dilihat dan ditemukan.”

Dia tidak menanggapi permintaan untuk menjelaskan apakah ada kemungkinan virus tersebut lolos dari laboratorium secara tidak sengaja. Institut Virologi Wuhan telah menepis desas-desus bahwa pihaknya menyintesis virus atau membiarkannya lolos.

Chaib, ditanya tentang dampak keputusan Trump pekan lalu untuk menunda pendanaan ke badan PBB atas penanganan pandemi virus corona, mengatakan bahwa WHO masih menilai situasi.

“Kami masih menilai situasi tentang pengumuman oleh Presiden Trump … dan kami akan menilai situasinya dan kami akan bekerja dengan mitra kami untuk mengisi celah apa pun,” kata Chaib.

“Sangat penting untuk melanjutkan apa yang kita lakukan tidak hanya untuk COVID tetapi untuk banyak, banyak, banyak, banyak program kesehatan lainnya,” tambahnya, merujuk pada tindakan melawan polio, HIV, dan malaria di antara penyakit lainnya.

Ia mengatakan bahwa WHO memiliki 81 persen pendanaan untuk dua tahun ke depan pada akhir Maret, mengacu pada anggaran dua tahunan senilai 4,8 miliar dolar AS.

AS adalah donor terbesar badan yang bermarkas di Jenewa itu. Kontributor besar lainnya adalah Gates Foundation dan Inggris. (ap/afp)

 

 

Komentar