Penelitian AS: Sinar Matahari dan Kelembapan Perlemah Virus Korona

Washington-b-oneindonesia–Virus corona tampaknya melemah lebih cepat ketika terkena sinar matahari, panas dan kelembaban.

Para peneliti di AS telah menentukan bahwa virus bertahan paling lama di dalam ruangan dan dalam kondisi kering, serta melemah ketika suhu dan kelembaban naik – terutama ketika terkena sinar matahari.

“Virus ini mati paling cepat di bawah sinar matahari langsung,” kata William Bryan, penjabat kepala Direktorat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Kamis (23/04/2020).

Temuan ini dapat meningkatkan harapan bahwa virus corona memiliki sifat penyakit pernapasan lainnya seperti influenza, yang biasanya kurang menular dalam cuaca hangat.

Tetapi virus corona juga telah terbukti mematikan di tempat-tempat bercuaca hangat seperti Singapura, yang menimbulkan pertanyaan yang lebih luas tentang dampak faktor lingkungan.

Presiden Donald Trump mengatakan temuan itu harus ditafsirkan dengan hati-hati, tetapi juga mengklaim pembenaran atas pernyataannya sebelumnya jika virus corona mungkin reda di musim panas.

“Saya pernah mengatakan bahwa mungkin itu hilang dengan panas dan cahaya. Dan orang-orang tidak begitu menyukai pernyataan itu,” katanya pada briefing.

Enam belas negara bagian AS sedang merencanakan untuk memulai kembali kegiatan ekonomi mereka dan melonggarkan regulasi yang dirancang untuk memperlambat penyebaran pandemi.

Georgia dan Carolina Selatan mengizinkan beberapa bisnis untuk dibuka kembali minggu ini – sebuah langkah yang menurut otoritas kesehatan dapat menyebabkan lebih banyak kematian karena mereka tidak memiliki cukup tes untuk menilai berapa banyak orang yang terinfeksi.

Pemerintahan Trump mengatakan negara bagian harus menunggu sampai mereka memiliki bukti bahwa tingkat infeksi telah turun secara stabil selama dua minggu.

Wakil Presiden Mike Pence mengatakan negara bagian harus mengizinkan rumah sakit dan fasilitas medis lainnya untuk melanjutkan operasi elektif, sumber pendapatan penting yang dilarang oleh beberapa gubernur untuk menjaga rumah sakit tetap memadai bagi pasien virus corona.

Dalam penelitian tersebut ditemukan sejumlah fakta.  Pada permukaan yang tidak berongga seperti baja tahan karat, virus corona baru membutuhkan waktu 18 jam untuk kehilangan setengah kekuatannya di lingkungan yang gelap dengan kelembaban rendah.

Dalam lingkungan dengan kelembaban tinggi, waktu paruh turun menjadi enam jam, dan ketika virus terkena kelembaban tinggi dan sinar matahari, waktu paruh turun menjadi dua menit.

Para peneliti menemukan efek yang sama dengan virus corona yang berada di udara, mensimulasikan batuk atau bersin yang sering menyebarkan penyakit. Di ruangan gelap, virus mempertahankan setengah kekuatannya selama satu jam. Tetapi ketika terkena sinar matahari, ia kehilangan setengah kekuatannya dalam 90 detik.

Para peneliti juga menemukan bahwa isopropil alkohol adalah desinfektan yang lebih efektif daripada pemutih.  (ap/afp)

 

Komentar