KLAIM HOUTI DI YAMAN MENYERANG DUA PABRIK PENGOLAHAN MINYAK ARAB SAUDI

Riyadh-be-oneindonesia-Kelompok Houthi di Yaman mengklaim telah menyerang dua pabrik pengolahan minyak yang menjadi jantung dari industri perminyakan Arab Saudi, dan serangan tersebut melumpuhkan lebih dari setengah produksi minyak Arab Saudi,  sehingga prediksi harga minyak dunia melonjak tajam. Berdasarkan keterangan dari perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco yang dilansir Reuters, Minggu (15/9/2019), akibat serangan tersebut berakibat produksi minyak kerajaan turun hingga 5,7 juta barel per hari, hal ini setara dengan kurang lebih lebih 5 persen dari produksi minyak dunia.

Pabrik pengolahan minyak selama ini telah menangani minyak mentah dari ladang minyak konvensional terbesar di dunia, ladang minyak supergiant Ghawar, dan untuk ekspor ke terminal Ras Tanura, fasilitas pemuatan minyak lepas pantai terbesar di dunia, dan Juaymah, dan fasilitas Abqaiq tersebut berjarak 60 km barat daya dari markas Aramco di Dhahran, dan fasilitas tersebut juga memompa ke barat melintasi kerajaan ke terminal ekspor Laut Merah.

Terjadinya serangan pada Sabtu fajar itu menyusul serangan lintas batas sebelumnya pada instalasi minyak Saudi dan kapal tanker minyak di Teluk. Namun, serangan itu merupakan yang paling berani dan membuat sebagian kapasitas produksi minyak Arab Saudi lumpuh sementara.

Arab Saudi adalah pengekspor terbesar minyak di dunia, mengirimkan lebih dari 7 juta barel minyak ke tujuan global setiap harinya.

Meski kelompok Houthi telah mengklaim bertanggungjawab, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo menyalahkan Iran atas serangan itu. Dalam tulisan di Twitter, Pompeo mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa serangan itu datang dari Yaman. “Di tengah semua seruan untuk de’eskalasi, Iran saat ini telah meluncurkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan energi dunia,” demikian yang disampaikan Pompeo.

Sementara AS langsung menyatakan mengecam serangan tersebut dan menyampaikan kepada Putra Mahkota Arab Saudi yang secara de fackto sebagai penguasa kerajaan Arab Saudi, selanjutnya Washington siap bekerja sama dengan Riyadh untuk menjamin keamanan Arab Saudi.

Arab Saudi, memimpin koalisi negara-negara Muslim Sunni melakukan intervensi terhadap kelompok Houthi di Yaman pada 2015. Dalam pernyataannya pihak Riyadh cenderung menuduh Iran atas serangan tersebut, namun hal tersebut dibantah Teheran.(nrl/dari berbagai sumber berita)

Komentar