Letjen (Purn) TNI TB Silalahi Sarankan Presiden Jokowi Ajak Para Calon Kepala Daerah Belajar di Lemhanas Guna Perkuat Visi dan Misi Pancasila

Jakarta,b-oneindonesia-Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Tiopan Bernhard Silalahi atau yang akrab disapa TB Silalahi menyarankan Presiden Joko Widodo, mengajak para calon Presiden, calon Kepala Daerah dan para kaum muda untuk belajar kepemimpinan ke Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas).

Alasannya, yang diperlukan Indonesia adalah kepemimpinan yang memiliki visi dan misi yang sesuai dengan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu disampaikan pria yang juga sering dipanggil Jenderal TB ini saat memberikan Kuliah Umum Peran Pemuda Gereja Dalam Kepemimpinan dan Pembentukan Karakter Bangsa di Era Revolusi Industri 4.0, yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI), bertempat di Gedung Artha Graha, Lantai Dasar, Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan, Jumat (13/12/2019).

“Saya melihat, kepemimpinan hari ini hampir tak punya visi misi yang sesuai dengan Indonesia. Sebaiknya, Bapak Presiden ajak para calon pemimpin kepala daerah belajar ke Lemhannas dulu. Demikian juga kalian para generasi muda, dan para calon pemimpin, belajar ke Lemhannas sajalah dulu,”terang TB Silalahi.

Dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Bidang Diplomasi dan Hubungan Internasional serta Bidang Ketahanan Nasional, Pertahanan dan Keamanan DPP GAMKI itu, TB Silalahi memberikan kuliah tunggal di hadapan ratusan pemuda.

TB Silalahi mengatakan, Indonesia mesti belajar juga dari pemimpin-pemimpin besar dalam negeri dan dunia, yang mampu membawa negerinya tidak hanya dalam situasi standar biasa-biasa saja.

“Mereka yang memiliki kreativitas yang tidak biasa. Yang tetap memiliki karakter sebagai sebuah bangsa. Nah, banyak orang bisa memiliki kepintaran dan kecerdasan di atas rata-rata, tetapi soal karakter, ini tidak mudah. Karakter kita sebagai bangsa Indonesia, karakter pemimpin kita, saya kira bisa didapat dengan belajar di Lemhannas juga,” tuturnya berpromosi.

Lebih lanjut, pria yang merupakan Lulusan Terbaik Kursus Reguler Angkatan XVI Lembaga Ketahanan Nasional Repulik Indonesia (Lemhannas KRA XVI) dan mendapat Bintang Seroja Garuda pada 1983 ini menekankan, dunia saat ini sangat berbeda dengan dunia beberapa dasawarsa sebelumnya.

Dulu, lanjut pria yang juga akrab disapa Oppung TB ini, masyarakat dunia merupakan masyarakat agraris. Yang hidup dengan mengandalkan lahan dan hasil bercocok tanam. Sampai kemudian beberapa kali revolusi industri.

Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) ini menjelaskan, Revolusi Industri 1.0 ditandai dengan penggunaan mesin uap sebagai pengganti tenaga manusia dan hewan.

Kemudian, Revolusi Industri 2.0 terjadi beberapa tahun setelahnya, yang ditandai dengan ditemukannya listrik dan menggunakannya untuk mendukung kehidupan.

Selanjutnya, Revolusi Industri 3.0 yang membuat manusia mengenal sistem komputer dan penggunaan robot dalam berbagai industri.

“Sedangkan yang paling akhir untuk saat ini, seperti yang kita rasakan adalah revolusi industri 4.0. Saat inilah era dimana teknologi otomatisasi berkolaborasi dengan teknologi cyber,”jelas pria berusia 81 tahun yang masih tampak tegar, sehat dan mahir menggunakan gadget ini.

Pria yang masih menjadi salah seorang Dosen Senior di Lemhannas ini menekankan, generasi muda harus mampu menjawab tantangan zaman.

Agar mampu menjawab tantangan jaman, lanjutnya, orang-orang muda harus diperlengkapi sejak dini.

“Dengan berbagai keterampilan, agar menjadi pribadi yang kompetitif,” ujar TB Silalahi.
Tetapi ingat, lanjutnya lagi, keterampilan juga harus diimbangi dengan bimbingan, untuk mencapai kecerdasan emosi (emotional quotient), kecerdasan spiritual (spiritual quotient) dan kecerdasan intelektual (intelligence quotient).

Tokoh Batak yang banyak menghabiskan karirnya di TNI ini menekankan, Generasi Milenial atau kaum muda saat ini, harus memiliki standar yang berbeda.

“Standar yang dimaksud adalah kemampuan yang lebih tinggi dari orang lainnya. Hanya dengan demikianlah kita akan menjadi orang yang kompetitif,” imbuhnya.

Jenderal TB menambahkan, bangsa ini dan bangsa-bangsa di dunia nantinya, akan diserahkan kelanjutannya ke tangan generasi muda selanjutnya.

Karena itulah, Indonesia juga harus memiliki kepemimpinan muda dan kepemimpinan selanjutnya di berbagai aras, yang memiliki karakter dan jiwa Indonesia. Kemampuan intelektual, emosi dan kreativitas, untuk melakukan perubahan lebih baik juga harus memiliki karakter Indonesia.

Jenderal TB mengakui, saat ini Indonesia hampir kehilangan kepemimpinan yang berkarakter seperti itu.

Hal lain yang ditekankan TB adalah mengenai visi. Setiap pemuda, ditekankannya, harus memiliki visi menjadi agent of change.

“Orang yang memiliki kesadaran seperti itu akan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup,” tutup Jenderal TB.JON

Komentar