Tantangan & Keberpihakan Ihwan Datu Adam Mantan Fraksi Demokrat DPR RI Memimpin Kabupaten Paser

Jakarta, b-Oneindonesia – Bila dihimpun beragam realitas “kriteria” yang menjadi syarat memimpin Kabupaten Paser Kaltim, melanjutkan masa bhakti pemimpin terdahulu, maka di amanahkan nya jabatan Bupati Paser kali ini Inshaa Allah ke saudara Ihwan Datu Adam

Jika kita uji dengan analisis SWOT ; Strenght, Weakness, Opportunity and Threat , apalagi di sinergikan dengan istilah management yang populer 5M , bahkan pada tulisan kami terdahulu syarat yang disingkat dengan PDLT, akan dapat terjawab pada sosok Ihwan Datu Adam.

Agar bisa tergambar transparan, maka kita akan mengurai yang sudah tentu dengan kemampuan yang manusiawi dengan maksud menjadi referensi kita bersama untuk tidak meragukan sosok dimaksud.

Strenght bermakna Kekuatan, banyak tolak ukur yang dapat di kedepankan.
Kekuatan itu bisa kita ukur dari yang paling utama , adalah Comitment, Expertise, Experience dan Improved.

Ihwan Datu Adam, jika kita tinjau dari komitmen kita berkeyakinan bahwa bukan saja saat memimpin Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) , hingga dalam persiapan memimpin Kabupaten Paser pun , yang awalnya adalah Kabupaten Induk yang memekarkan PPU, saudara Ihwan Datu Adam menunjukkan Komitmen nya.

Dia yang berjiwa “Suka Tantangan” pun melepaskan peluangnya untuk menduduki kembali posisi sebagai anggota Fraksi Demokrat DPR RI, demi Pembangunan Kabupaten Paser yang Sejahtera dan Ber keadilan, dengan sentuhan struktural yang di rancangnya dengan slogan dan tekad “Membangun Desa dan Menata Kota”.

Slogan tersebut menjadi tekad Ihwan Datu Adam, bukan slogan instan, namun di tekankan olehnya setelah mendeteksi dengan monitoring intensif ke bagian terbawah kondisi wilayah Paser yang memang harus dan wajib mendapatkan priorotas sentuhan. Komitmen mensetarakan dengan kalimat pembangunan yang berkeadilan adalah komitmen yang wajar untuk mendapatkan apresiasi dari kita semua , bahkan tokoh tokoh terkemuka dalam wilayah Desa yang pernah dikunjunginya. Masyarakat Desa dan Tokoh menaruh simpati dengan komitmen itu, bahkan seakan kalimat yang disuguhkan ihwan Datu Adam laksana proses menuju terwujudnya mimpi mereka selama ini yang sekaligus membuat mereka tersanjung.

Weakness – analisis ini sangat erat dengan beragam kelemahan, namun salah satu dari kelemahan yakni jika sosok Pemimpin muncul memenangkan Kontestasi, namun , sama sekali lemah dalam hal komitmen.

Namun telah kami kedepankan , bahwa bersinggungan dengan komitmen tersebut saudara Ihwan Datu Adam sudah memiliki rencana yang tepat dan dapat di terima oleh tokoh serta warga masyarakat Kabupaten Paser , yakni dengan tekad memberikan sentuhan yang masif wilayah Desa dan Kecamatan , namun tidak menisbikan pembangunan di Ibu Kota Kabupaten.

Opportunity, atau dalam terjemahan bebas Kesempatan dan atau Peluang. Bukti historis, Kabupaten Paser sebagai Kabupaten Induk yang terintegtasi dengan Penajam saat itu berhasil memekarkan Kabupaten Pemekaran yakni Kabupaten PPU.

Sengaja kami mengetengahkan Pemekaran , karena sebagai syarat utama performance ekonomi Induk dan wilayah yang dimekarkan harus sama sama dapat berkembang dan ternyata Pemerintah Pusat memutuskan wilayah Kabupaten Paser (Induk) disetujui melahirkan Kabupaten baru yakni Kabupaten PPU.

Cukup lah keputusan itu menjadi bukti bahwa potensi ekonomi yang dimiliki oleh Kabupaten Paser , baik dengan kekayaan Sumber Daya Alam , maupun geliat Industri ( menonjol industri Minyak Sawit , dalam perjalanan B-30 menuju B 100) , juga industri Perdagangan serta Peluang pengembangan Pariwisata dan UMKM, bila disinergiskan dengan Dunia Pertanian dalam arti luas masih menyimpan potensi besar utk dikembangkan senafas dengan kondisi geografis yang juga menguntungkan.

Threat alias Tantangan – Untuk yang satu ini kita memang mesti menghela nafas panjang, bermakna tantangan saat ini adalah tantangan dalam penetrasi pandemi Covid-19 , dengan pilihan yang berat antara penetrasi pandemi dan dijalankannya kembali roda ekonomi, maka Pemerintah sepakat memilih “new normal”, dengan pastinya konsekwensi nya sudah melalui pertimbangan disertai langkah kontingensi yang juga telah dipersiapkan menghadapi kemungkinan terburuk kedepannya.

Menghadapi “tantangan” yang melanda Dunia, termasuk Negara kita, maka refleksi konstruktif dan riel tentu menjadi fokus kita bersama ikhwal bagaimana membuat ekonomi rakyat tidak menjadi korban.

Lagi lagi kita mesti jujur mengakui bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM) adalah pilihan dengan menjaga dan mempertahankan; agregat , injeksi, empowerment, serta membuka peluang marketing “jika memungkinkan dan harus diupayakan” , dengan harapan meski dengan kondisi terbatas masih bisa kita pertahankan.

Mengapa ? karena ketika Krisis Moneter melanda sejumlah Negara di tahun 1998, sektor UMKM itulah yang masih mampu bergerak dan menjadi “matras” dan para pihak ketika itu secara terbuka mengakui keunggulan tersebut.

Bukan bermaksud menyanjung atas sosok Ihwan Datu Adam, namun dengan “tangan dinginnya” sebagai dwi tunggal di Kabupaten PPU , dia optimalkan seluruh kemampuan nya untuk membangun agregat Pembangunan dua wilayah itu juga agregat ekonomi tidak lepas dari fokus perhatian nya.

Bagaimana Dwi Tunggal Kabupaten PPU itu bergerak cepat, dengan komitmen dan network yang mereka miliki mengakselerasi penyediaan fasilitas perkantoran dengan tetap menseimbangkan dengan gerak mendinamiskan ekonomi rakyat. Jujur kita mesti mengapresiasi UMKM saat itu terdorong di Kabupaten Pemekaran dimaksud.

Dengan atensi dan keseriusan, sebagai wilayah pemekaran dengan latar belakang demografi penduduk asli dan penduduk asal transmigrasi membuat terwujudnya keseimbangan antara supply dan demand menuju simbiose mutualistik, antara dorongan dan berkembangan UMKM dengan kebutuhan warga masyarakatnya, bahkan untuk hasil pertanian Kab. PPU menembus bahkan turut mempenetrasi market ke Kota Balikpapan hingga Samarinda.

Hal itu didukung lagi oleh kebijakan membentuk UPTD Pekerjaan Umum , yang secara intensif merawat akses jalan hingga produksi pertanian warga PPU mudah untuk menjangkau pusat pusat marketing mereka.

Lalu demi menjaga stabilitas ekonomi warga masyarakatnya yang baru bangkit, Ikhwan Datu Adam bersama dengan DPRD , sangat menyadari akan pentingnya Kesehatan bagi warganya.

Kebijakan yang sangat populer dan berjalan hingga saat ini , bahkan sangat mendapat “acungan jempol” warga Penajam adalah ditanggung nya biaya  BPJS melalui anggaran daerah.Tentu kebijakan ini lagi lagi memerlukan kemampuan kapasitas engineering terhadap APBD itu sendiri, namun terbukti kebijakan itu dapat berjalan seirama dengan pembangunan sektor lainnya.

Dari uraian tersebut maka, terbukti lah bahwa kemampuan manajerial saudara Ihwan Datu Adam saat itu yakni , dengan sinergikan 5 M ( Man, Material, Money, Management and Market).

Nah kami dan tokoh tokoh di Kabupaten Paser selalu memegang erat referensi seperti terurai itu. Jika ada pilihan yang tepat, apresiatif dengan realistis , mengapa harus memilih yang baru, akan mencoba dan belum pernah membuktikan ability dan performance nya.

Hemat kami inilah peluang induk Partai Politik lebih khusus Partai Demokrat untuk memberikan penugasan dan kepercayaan kepada Ihwan Datu Adam memimpin Kabupaten Paser, karena warga masyarakat Kabupaten Paser akan tercerahkan meski ditengah tantangan akan pandemi Covid 19 ; karena saudara Ihwan Datu Adam adalah kader tepat untuk dimandatkan untuk tugas yang penuh tantangan serta memerlukan sosok dengan keseriusan dan komitmen yang tinggi.

H IrmaJaya.B.Sc
Tokoh Masyarakat Kab.Paser.
Mantan Anggota DPRD.

Komentar