Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan: “Kudeta Demokrat Dilakukan Orang Dalam”

Jakarta, b-Oneindonesia – Syarif Hasan, Majelis Tinggi Partai Demokrat, membeberkan yang ingin melengserkan AHY dari kursi Ketua Umum Demokrat adalah mantan Bendahara Umum Demokrat, Nazaruddin. Nama lainnya
Johny Alen Marbun, Max Sopacua, Marzuki Alie. “ya nama itu terlibat,” katanya saat dikonfirmasi, wartawan Selasa (2/2/2021).

Diuraikan, Johny Alen Marbun adalah anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat. Pada Pilpres 2019 lalu ia menyatakan dukungan kepada Jokowi-Maruf. Marzuki Alie adalah ketua DPR RI dari Partai Demokrat. Sedangkan Max Sopacua adalah mantan kader yang sudah keluar sejak 4 tahun lalu.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan, telah menaruh curiga terkait gerakan pendongkelan paksa atau kudeta kursi ketua umum partai yang tengah dijabatnya. Pada awalnya, hal tersebut dinilai sebagai problem internal yang dapat diselesaikan tanpa diumbar.

“Kami mencium gerakan ini dari sebulan lalu, kami menganggap persoalan ini hanyalah masalah kecil dan internal belaka, tetapi sejak adanya laporan keterlibatan pihak eksternal dari lingkar kekuasaan yang masuk secara beruntun pada minggu lalu, maka kami melakukan penyelidikan mendalam,” kata AHY saat jumpa pers di Kantor DPP Partai Demokrat yang disiarkan secara daring, Senin (1/2/2021).

AHY menegaskan, tidak begitu saja percaya saat disebutkan nama tokoh yang berencana untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat. Sebab, posisi yang sedang diembannya saat ini dan faktor latar belakangnya.

Namun demikian, ada lebih dari delapan orang yang mengatakan telah bertemu dengan pejabat pemerintahan itu dan mendengar langsung rencana terkait.

“Dengan tengah dilaksanakannya gerakan untuk pengambilalihan secara paksa kepemimpinan partai, kami tentu akan mempertahankan kedaulan dan kehormatan partai,” tegas AHY.

Sindir Moeldoko Temui Segelintir Kader Tersingkir

Partai Demokrat dilanda prahara terkait isu kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Isu kudeta ini menyeret nama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko yang disebut menemui sejumlah kader Demokrat.

Politikus Demokrat Rachland Nashidik heran dengan pernyataan klarikasi Moeldoko soal kudeta kepemimpinan AHT. Menurut dia, ucapan eks Panglima TNI soal kader Demokrat sebaiknya diborgol saja agar tak menemuinya aneh.

Rachland mempertanyakan tujuan Moeldoko yang notabene sebagai Kepala Staf Kepresidenan menemui sejumlah kader yang tersingkir.

“Kalau kader tidak boleh menemui saya, borgol saja”, kata eks Panglima TNI tak kenal budi itu. Soalnya, Jenderal, bukan kenapa mereka menemui Anda. Tapi apa keperluan Kepala Staf Presiden menemui mereka, segelintir kader yang tersingkir?” tulis Rachland di akun Twitternya, @RachlanNashidik yang dikutip pada Selasa, 2 Februari 2021.

Dia meminta agar Moeldoko tak bohong. Sebab, dari informasi yang diketahuinya justru Moeldoko yang datang menemui kader Demokrat di Hotel Aston Rasuna pada Rabu, 27 Januari 2021.

“Jangan bohong. Pertemuan itu bukan di kediaman tapi di hotel Aston Rasuna lantai 28, Rabu tanggal 27 Januari 2021 Pkl. 21.00. Anda datang ke situ, bukan mereka mendarangi Anda,” ujar Rachland.

Komentar