Strategi Bank Mandiri mengatasi Kantor Cabang Yang Sepi

Jakarta B-ONE INDONESIA PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) merasakan bahwa saat ini terjadi penurunan transaksi di kantor cabang karena kondisi transaksi sudah berubah ke ranah digital.

“Tercatat transaksi di kantor cabang Bank Mandiri sekarang hanya 4-5% saja dari semua transaksi. Semua pindah ke digital, misalnya Mobile Banking, ATM, EDC, internet banking,” kata Thomas Wahyudi selaku SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (21/11).

Akibat perubahan mode transaksi ini, Bank mandiri mengatakan tidak melakukan pengurangan karyawan sementara ini. Keberadaan Kantor cabang masih tetap dibutuhkan karena berperan untuk melayani nasabah secara langsung seperti verifikasi layanan kredit , KPR ataupun layanan lainnya yang sifatnya mengikat.”Teller tetap ada, sebagian dialihkan menjadi customer relationship untuk  penjualan aset,” ujar Thomas Wahyudi.

Di era digital ini, transaksi uang elektronik naik secara signifikan sebesar 94,7% sejak 2014. Munculnya Fintech membuat cara bertransaksi menjadi lebih praktis dan serba cepat. Kemudahan yang ditawarkan pastinya membuat masyarakat tergiur sehingga arus keuangan, penyimpanan kas, dan uang non tunai perlahan-lahan beralih ke fintech.

Manfaat fintech sangat dirasakan oleh banyak orang, terutama untuk golongan ekonomi masyarakat berpendapatan rendah karena kelompok ini pada umumnya menyasar segmen masyarakat yang belum terlayani akses keuangan

“Pastinya kalau tak berubah kita bisa ketinggalan, Fintech kan agresif. Kalau kita tidak ikut, pasti akan ketinggalan. Kita berkompetisi dengan mereka, kita kolaborasi, apa yang bisa di leverage saja,” tegasnya.

Bank Mandiri harus bisa menjawab setiap kebutuhan nasabah terutama generasi milenial seperti kebutuhan KPR untuk milenial. Dengan cara ini Bank Mandiri tetap bisa mengaet perhatian dari dari segmen millenial dan bisa tetap sustain.

 

Komentar