Dugaan Gratifikasi Suharso Manoarfa, Sebaiknya Mundur Agar Partai Selamat

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo

Jakarta, b-Oneindonesia – Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menanggapi soal kasus dugaan gratifikasi yang dilakukan oleh Kepala Bappenas atau Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa.

Karyono menyarankan, sebaiknya Suharso segera mundur dari jabatannya jika memang benar melakukan dugaan gratifikasi dan penggelapan kekayaan.

“Jika kasus gratifikasi pesawat jet pribadi dan pemalsuan LHKPN benar adanya, lebih baik Suharso mundur untuk menyelamatkan partai. Hal tersebut perlu dilakukan agar partai punya waktu untuk konsolidasi jelang 2024 nanti,” kata Karyono Wibowo, saat ditemui, Rabu (6/7/2022).

Menurutnya, dengan bungkamnya Suharso selama ini semakin memperkuat dugaan kasus tersebut. Karyono juga meminta KPK untuk lebih tegas menanggapi dugaan kasus korupsi ini.

“Kelihatannya Suharso sulit membantah. Jika bungkam kan bisa jadi benar dan patut diduga melakukan hal tersebut,” ujarnya.

“Seharusnya KPK juga tidak hanya menanggapi kasus ini secara normatif, saya kira harus lebih tegas. Sebab, kasus ini menduga seorang pejabat negara dan harusnya jadi prioritas penanganan dugaan korupsi,” tambah Karyono.

Adapun sebelumnya terdapat beberapa rentetan aksi yang menuntut Suharso untuk mundur dari jabatan Ketua Umum PPP dan Kepala Bappenas. Aksi tersebut digelar oleh kader partai hingga mahasiswa.

Tokoh Senior Partai Ungkap Ada Gejolak Internal PPP Minta Suharso Mundur dari Kursi Ketum

Tokoh senior PPP Usman M Tokan mengungkap ada gejolak internal di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang meminta Suharso Monoarfa mundur dari kursi Ketum PPP.

Kondisi yang terjadi di internal PPP ini menjadi perhatian dan keprihatinan tersendiri bagi kader senior partai berlambang kabah itu yaitu Usman M Tokan.

Kader senior PPP Usman M Tokan mengaku prihatin dengan kepemimpinan Suharso Monoarfa sebagai ketua umum yang tidak mampu mencegah terjadinya gejolak di internal PPP. Terlebih, dalam persiapan partai menuju Pemilu Serentak 2024.

“Kami para tokoh PPP, generasi muda, dan kader-kader potensial hari ini merasa prihatin atas situasi yang ada. Kami berharap PPP bisa terus ada, maka harus ada perubahan,” ujar Usman Tokan dalam keterangannya, Sabtu (2/7).

Pasalnya kata Usman M Tokan, gejolak itu kencang menyuarakan permintaan agar Suharso mundur dari jabatan ketua umum karena dirasa kurang mampu mengurus partai.

“Banyak orang yang berkeluh kesah, lalu bagaimana caranya memperbaiki. Hal itu bisa dimulai dari ketua umum yang mengubah aturan main hingga ubah sikap, karena banyak persoalan terkait itu,” terangnya.

Agar masalah bisa segera selesai, lanjutnya, maka perlu dilakukan tabayyun bersama-sama.
Tabayyun sendiri akan dilakukan dengan ketua umum partai, para senior dan tokoh partai, hingga kader-kader di wilayah dan cabang.

“Mengundurkan diri atau apa, maka ada mekanisme yang akan berjalan. Intinya kami masih ingin PPP eksis, karena partai ini lahir dari para kyai dan ulama sehingga pasti ada jalan,” jelasnya.

Komentar