Pimpinan MPR Ahmad Basarah: “Pembangunan Masjid At Taufiq berawal dari pemikiran Megawati”

Presiden Joko Widodo dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah hadiri peresmian Masjid At-Taufiq di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2022)

Jakarta, b-Oneindonesia – Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Ibu Negara Iriana menghadiri acara peresmian Masjid At-Taufiq di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada hari ini, Rabu, 8 Juni 2022.

Jokowi tampak mengenakan sarung putih dan kemeja putih, jas biru dongker serta peci hitam. Iriana mengenakan baju serba putih dengan kerudung putih.

Jokowi tampak tiba di lokasi sekitar pukul 16.30. Di pelataran mesjid, Jokowi disambut Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala BIN Budi Gunawan. Di dalam mesjid, kehadiran Jokowi sudah ditunggu oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Keduanya duduk bersebelahan dan tampak berbincang sebelum acara berlangsung.

Ketua Panitia Pembangunan Masjid At-Taufiq, Ahmad Basarah mengatakan, nama masjid ini diambil dari nama almarhum Muhammad Taufiq Kiemas, tokoh utama dan pendiri PDIP, yang juga Ketua MPR RI 2009-2013.

“Masjid At-Taufiq yang berasal dari kata Taufiq Kiemas itu juga dimaksudkan untuk mengenang jasa-jasa dan perjuangan almarhum Bapak H Muhammad Taufiq Kiemas semasa hidupnya dan sekaligus masjid ini diniatkan untuk mendoakan almarhum Bapak H Muhammad Taufiq Kiemas agar segala amal perbuatannya semasa hidup diterima oleh Allah SWT dan almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ujar Basarah, Rabu, 8 Juni 2022.

Groundbreaking pembangunan Masjid At-taufiq dilakukan pada 8 Juni 2018 lalu, kemudian pembangunannya dimulai pada Desember 2018. Prosesnya rampung pada Juli 2020. Kata Basarah, tertunda peresmiannya karena pada Juli 2020, pandemi Covid-19 masuk ke tengah-tengah masyarakat.

Masjid At-Taufiq ini dibangun di atas lahan seluas 1.800 meter persegi dengan daya tampung sekitar 400-500 jamaah.

Basarah menjelaskan proses pembangunan dimulai ketika terjadi alih fungsi Kantor DPP PDIP di Jalan Lenteng Agung Nomor 99 Jakarta Selatan, dari kantor pusat partai menjadi Sekolah Partai.

Sekolah Partai menjadi sarana kaderisasi Partai, sehingga banyak kader dari seluruh Indonesia yang wajib datang ke Sekolah Partai ini untuk mengikuti kaderisasi-kaderisasi partai.

Dan, mayoritas kader banyak yang beragama Islam, maka kemudian muncul kebutuhan sarana atau tempat ibadah. Apalagi, mushala partai yang ada sudah tidak memadai lagi.

“Sehingga, akhirnya muncul pemikiran Ketua Umum Ibu Megawati untuk menyediakan sarana ibadah bagi kader-kader-nya yang beragama Islam untuk menunaikan shalat lima waktunya, terutama apabila mereka harus mengikuti Shalat Jumat berjamaah,” kata Basarah.

Konsep bangunan Masjid At-Taufiq diambil dari konsep Islam Nusantara. Konstruksi bangunan Masjid At-Taufiq memadukan konsepsi Islam Nusantara dengan menyertakan unsur-unsur kearifan lokal, yakni mengikuti adat istiadat Palembang dan adat Minang.

“Sehingga dengan demikian secara keseluruhan, konsep bangunan Masjid At-Taufiq ini mencerminkan nasionalisme religiusnya Bangsa Indonesia,” ujar Basarah

Masjid At-Taufiq, lanjut dia, juga diperuntukkan oleh umat islam terutama yang berada di lingkungan Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Pasar Minggu, Jaksel.

Selain sebagai sarana ibadah umat islam, Masjid At-Taufiq ini memiliki auditorium yang dapat menampung masyarakat yang ingin melakukan aktivitas atau kegiatan sosial keagamaan. Seperti misalnya menyelenggarakan khitanan, menyelenggarakan pernikahan, atau kegiatan-kegiatan sosial keagamaan lainnya.

Setelah Masjid At-Taufiq diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Basarah mengatakan pihaknya berharap agar para pengelola dan pengurus Masjid At-Taufiq dapat mengelolanya dengan sebaik-baiknya, yakni sebagai sarana ibadah bagi umat Islam dan juga bagi kegiatan-kegiatan sosial keagamaan lainnya.

“Sehingga kemudian Masjid At-Taufiq ini juga menjadi sarana untuk memakmurkan masyarakat menjadi sarana syiar islam yang rahmatan lil alamin, yaitu suatu syiar islam yang sejuk dan damai, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia,” ujar Basarah.

Komentar