LaNyalla Hadiri Royal Dinner Festival Adat Kerjaaan Nusantara I di Keraton Sumedang Larang

Sumedang, b-Oneindonesia – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menghadiri Royal Dinner Festival Adat Kerjaaan Nusantara I di Keraton Sumedang Larang (KSL), Komplek Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (28/9/2021) malam.

LaNyalla hadir didampingi Senator Fadil Rahmi (Aceh), Ahmad Bastian dan Bustami Zainuddin (Lampung), Darmansyah dan Alexander Fransiscus (Bangka Belitung), Sukiryanto (Kalbar), Gusti Farid (Kalsel), Habib Ali Alwi (Banten), Andi Muhammad Ihsan (Sulawesi Selatan) dan Eni Sumarni (Jawa Barat) serta Sekjen DPD RI Rahman Hadi.

Kedatangan Ketua DPD RI dan rombongan disambut dengan kesenian Samroh sebagai penyambutan oleh santri dari Pesantren Tanjung Sari.

Hadir pada kesempatan itu Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Ketua Harian Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) KPH Eddy S Wirabhumi, Sekjen MAKN RA Yani WSS Koeswodidjaja dan Ketua Tim Pokja Kerajaan Nusantara Yurisman Star, beserta sejumlah tamu undangan lainnya.

Sebelum makan malam dimulai, para peserta disuguhi Tari Suraning Pati dan Gamelan Sari Oneng yang merupakan kesenian khas asal Sumedang.

Raja Karaton Sumedang Larang, Paduka Yang Mulia Sri Radya HRI Lukman Soemadisoeria, dalam sambutannya menjelaskan sejarah perjalanan Keraton Sumedang Larang yang sempat mengalami kevakuman.

“Pada tahun 2017 kami melalukan revitalisasi dalam rangka mendukung kebijakan Pemkab Sumedang yang mengharapkan Keraton Sumedang Larang menjadi aktivitas budaya Sunda,” papar.

Paduka Yang Mulia berharap momentum ini dapat bermanfaat untu mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan serta berkontribusi memperkuat kebudayaan nasional dan memperkokoh persatuan bangsa.

“Tiada gading yang tak retak. Kami meminta maaf atas segala kekurangan, baik moril maupun materiil dalam acara ini. Semoga tidak mengurangi nilai-nilai yang terkandung dalam maksud dan tujuan acara ini yaitu memperkuat kebudayaan nasional dan memperkokoh persatuan bangsa,” tuturnya.

Bupati Dony Ahmad Munir menilai festival ini memotivasi pihaknya sebagai abdi negara untuk terus meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Bumi Pasundan diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum. Sumedang ini sebagai pusat Parahyangan, pusat budaya Sunda. Sumedang dianugerahkan memilki kekayaan budaya yang luar biasa. Keindahan alamnya juga. Maka hal itu harus dilestarikan. Kita harus terus memelihara nilai lama yang baik dan menggali nilai baru yang lebih baik lagi,” katanya.

Dony mengucapkan terima kasih kepada Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, yang berkontribusi besar terhadap penyelenggaraa festival ini. Dony melihat ada komitmen yang kuat dalam diri LaNyalla terhadap pemajuan kebudayaan Nusantara.

“Terima kasih kepada Ketua DPD RI yang tak terhingga yang memasukkan festival ini sebagai rangkaian hari lahir DPD RI. Pak LaNyalla adalah pribadi yang concern memajukan budaya kita, kemajuan kebudayaan nasional melalui FAKN I ini,” tuturnya.

Sekjen MAKN, RA Yani WSS Koeswodidjaja menilai, inovasi budaya melalui festival ini sudah barang tentu akan mendorong bergeraknya perekonomian daerah.

“Sebagaimana kita ketahui, budaya adalah aset bangsa kita. Kebudayaan merupakan basis perekonomian nasional. Hampir semua sektor berbasis budaya,” tutur dia.

Sejak awal dilantik sebagai Ketua DPD RI, LaNyalla memang berkomitmen untuk memperjuangkan eksitensi dan hak-hak Keraton dan Kerajaan Nusantara.

“Ini memang tupoksi saya di DPD RI untuk menjaga kearifan lokal, menjaga peradaban Nusantara,” kata LaNyalla.

Senator asal Jawa Timur itu berharap, eksistensi Kerajaan dan Keraton di Indonesia harus terus dipelihara, salah satu caranya dengan dihelatnya Festival Adat Kerajaan Nusantara ini.

“Melalui kegiatan budaya ini para pemimpin Kerajaan atau Kesultanan di seluruh Indonesia bisa unjuk gigi dan menampilkan segala potensinya,” katanya.

FAKN I diselenggarakan pada 28-30 September 2021. Acara akan dibuka oleh Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Rabu (29/9/2021)

Komentar