Sidoarjo, b-Oneindonesia – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berkesempatan melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Maspion 1 Aloha Waru di kawasan Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam kunjungan tersebut, LaNyalla diterima langsung oleh Presiden Direktur PT Maspion Group Alim Markus. Pertemuan antara LaNyalla dan Alim Markus begitu berkesan.
Rupanya, keduanya merupakan sahabat lama sebagai pengusaha. Pada kesempatan itu, LaNyalla bercerita, sekitar tahun 1990, ketika pertama kali merintis sebagai pengusaha, LaNyalla menggagas sebuah pameran bisnis di Surabaya. Saat itu, Senator asal Jawa Timur itu menemui Alim Markus untuk peminjaman modal acara yang digagasnya.
“Saya temui Pak Alim Markus untuk meminjam modal. Saya sampaikan maksud dan tujuan saya. Alhasil, Pak Alim Markus ini menyetujui gagasan saya dan pameran itu berlangsung,” kata LaNyalla, Jumat (1/4/2022).
Tak dinyana, pameran yang digagas untuk kali pertama itu mengalami kegagalan. LaNyalla rugi dan harus berhutang sebesar Rp180 juta kepada Alim Markus. Saat itu, LaNyalla menemui Alim Markus. Ia mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi.
“Saya sampaikan soal kerugian yang saya alami. Saya pasrah. Saya bilang ke Pak Alim Markus bahwa saya bangkrut, kalau mau dipenjarakan silakan,” kenang LaNyalla.
Namun, kata LaNyalla, Alim Markus masih berbaik hati kepada dirinya. “Pak Alim bilang saya anak muda yang punya semangat, tidak akan dipenjarakan. Akhirnya saya bilang, saya akan ganti cicil tiap bulan Rp250 ribu,” papar LaNyalla.
Alim Markus menyetujui. Namun, LaNyalla malah menawarkan agar Alim Markus meminjamkan kembali modal kepada dirinya sebesar Rp5 juta untuk membuat pameran kembali. “Waktu itu tahun 1991 dan Pak Alim Markus menyetujui pinjaman saya lagi. Akhirnya bermodal Rp 5 juta saya buat lagi proposal untuk menggelar pameran lagi,” kata LaNyalla.
Beruntung kali ini sukses. Tiga bulan sebelum diselenggarakan, seluruh stand yang tersedia habis terjual. Ia pun bisa membayar utangnya kepada Alim Markus senilai Rp180 juta.
“Jadi, Pak Alim Markus ini adalah salah satu orang yang membesarkan saya. Jasa Pak Alim Markus dan Maspion begitu besar bagi saya. Buat saya, Pak Alim Markus ini adalah guru. Faktanya memang begitu,” kata LaNyalla.
Alim Markus hanya mengamini apa yang disampaikan LaNyalla. Ia melihat sosok anak muda dengan segudang kreativitas dan semangat yang tinggi kala itu ada di LaNyalla.
“Ya memang begitulah Pak LaNyalla ini. Semangatnya luar biasa. Keyakinannya itu tinggi. Saya teman lama dengan Pak LaNyalla. Dan saya bangga dengan beliau,” kata Alim Markus.
Dalam pertemuan itu, Ketua DPD RI didampingi Staf Ahli Ketua DPD RI Baso Juherman. Sementara Alim Markus didampingi sejumlah pengurus Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di seluruh PUK Maspion Group.
Serikat Pekerja PT Maspion Group Curhat Minyak Goreng dan Pertamax ke Ketua DPD RI
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, melakukan kunjungan kerja ke PT Maspion 1 Aloha Waru, Sidoarjo, Jumat (1/4/2022). Selain bertemu Presiden Direktur PT Maspion Group Alim Markus, LaNyalla juga berdialog dengan seluruh unit perwakilan buruh di PT Maspion Group yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI).
Dalam kunjungan LaNyalla menemui SPSI dihadiri Koordinator SPSI PT Maspion Group sekaligus Ketua PUK SPSI Maspion 2 Sunarto, Ketua SPSI Maspion 1 Maridin, Ketua SPSI Maspion 3 Esron Hutabalian, Ketua PUK PT Indal Nurul dan Sekjen SPSI Maspion 1 Sumaryono.
Koordinator SPSI PT Maspion Group sekaligus Ketua PUK SPSI Maspion 2, Sunarto, bersyukur ia dan rekan-rekannya dapat menyampaikan aspirasi langsung kepada LaNyalla.
“Suatu kehormatan besar bagi kami dapat bertemu langsung dan aspirasi kami langsung diterima oleh Pak LaNyalla,” kata Sunarto, Jumat (1/4/2022).
Dikatakannya, ada dua hal besar persoalan nasional yang menjadi kendala bagi ia dan teman-temannya sesama pekerja PT Maspion Group. Hal itu tak lain adalah kelangkaan minyak goreng dan kenaikan Pertamax.
“Saya dapat pesan dari teman-teman pekerja untuk menyampaikan salam minyak goreng dan salam Pertamax kepada Pak LaNyalla. Saya kira Bapak adalah pribadi yang cerdas dan paham apa yang dimaksud teman-teman saya,” tutur Sunarto.
Dikatakannya, kenaikan Pertamax dan menghilangnya minyak goreng murah dari pasaran tentu sangat berdampak bagi para pekerja.
“Dampaknya tentu sangat luar biasa bagi kami. Kebutuhan kami akan semakin membesar,” ujarnya.
Sunarto menjelaskan, hubungan industrial yang terjadi di PT Maspion Group sejauh ini berjalan cukup baik. Perusahaan dan pekerja saling mengerti hak dan kewajiban masing-masing.
“Kami di sini cukup solid dan kompak Bapak. Selama ini perhatian perusahaan, terutama Pak Alim Markus itu sangat baik kepada karyawan. Alhamdulillah hubungan kita sangat baik. Selama masa pandemi, tak ada karyawan yang di-PHK,” kata Sunarto.
Sementara LaNyalla menyampaikan sudah memperjuangkan aspirasi para pekerja sebagaimana disampaikan SPSI perwakilan Maspion Group. Hal itu pula yang ditemuinya selama ia berkeliling ke seluruh Indonesia di 34 provinsi.
“Soal minyak goreng ini memang yang paling lantang disuarakan. Jadi keliru kalau Luhut Panjaitan bilang ada 110 juta orang yang membahas dan menginginkan Pemilu ditunda. Justru yang paling sering diperbincangkan publik adalah hilangnya minyak goreng di pasaran,” kata LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu mengaku telah memanggil Menteri Perdagangan agar mendapat penjelasan mengapa minyak goreng yang notabene kebutuhan masyarakat bisa hilang di pasaran.
“Sudah kita panggil Mendag dan akan segera dibenahi katanya. Saat itu kita juga me-warning agar persoalan ini segera diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya,” tegas LaNyalla.
Berjalannya waktu, minyak goreng yang hilang di pasaran tak kunjung ditemukan. Ia pun tak habis pikir bagaimana bisa pemerintah begitu lambat dalam mengatasi persoalan yang menjadi hajat hidup orang banyak tersebut.
“Kita tentu berharap agar ada tindakan yang cepat mengatasi persoalan ini, sekaligus memberantas kartel mafia yang bermain. Jangan permainkan kebutuhan masyarakat,” kata LaNyalla.
Di sisi lain, LaNyalla juga mengaku sudah melakukan protes keras terkait rencana kenaikan Pertamax. Menurutnya, di tengah situasi yang sulit saat ini tak sepantasnya kebijakan tersebut diambil. “Yang pasti itu sudah menjadi catatan kami dan kami sudah memprotes keras. Saya prihatin dengan kebijakan ini,” kata LaNyalla.