Anak Gubernur Khofifah & Ketua DPD La Nyalla Hingga 10 Kepala Daerah Gabung Demokrat Jawa Timur

Surabaya, b-Oneindonesia – Kepengurusan DPD Partai Demokrat Jawa Timur di bawah kepemimpinan Emil Elestianto Dardak yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur ini, diwarnai wajah baru dan tokoh-tokoh muda. Diantara yang menyita perhatian yakni bergabungnnya putra Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Ali Mannagalli Parawansa di jajaran wakil ketua.

“Benar, sebagai salah satu Wakil ketua,” kata Mannagalli singkat sebelum memasuki arena pelantikan, Jumat (22/4/2022).

Putra Ketua DPD RI La Nyalla Mattaliti, Ali Afandi, juga tercatat di kepengurusan periode 2022-2026 ini sebagai Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur.

Selain dua putra tokoh di Jatim itu, sejumlah kepala daerah di Jatim juga masuk di pengurus DPD Demokrat Jatim.

Dari Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Walikota Malang Sutiadji, Bupati Pacitan Indarta Nur Bayuaji, Wakil Bupati Tuban Riyadi, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra, hingga Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhammad Natanegara. Mereka tercatat di jajaran wakil ketua.

Nama kepala daerah lain yang juga bergabung di kepengurusan Emil Dardak ini, yakni Bupati Mojokerto Ikfina Fatmawati, Bupati Magetan Suprawoto, Walikota Madiun Maidi, dan Bupati Ngawi Ony Anwar.

Mereka bersama 170 pengurus DPD Partai Demokrat Provinsi Jawa Timur lainnya, dilantik oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono pada hari Jumat, 22 April 2022 sore. Pengurus baru DPD Partai Demokrat Jawa Timur ini sendiri, 64 persen pengurusnya berusia di bawah 40 tahun.

Turut memberikan sambutan dalam pelantikan kepengurusan baru DPD Partai Demokrat Provinsi Jawa Timur ini adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua PW NU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur, KH Saad Ibrahim, dan ulama kharismatik Jawa Timur KH Imam Hambali.

Hadiri Pelantikan, Ketua NU & Ketua Muhammadiyah Jatim Kompak Doakan AHY & Demokrat

Ketua PW NU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, di depan ratusan pengurus dan tamu undangan pelantikan Pengurus DPD Partai Demokrat Provinsi Jawa Timur, mendoakan agar Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Partai Demokrat sukses dalam Pemilu 2024, Jumat (22/4). Beliau menegaskan, kami tidak khawatir kalau AHY dan Demokrat memimpin bangsa ini di 2024, selama tetap Merah Putih, selama tidak mengubah ideologi negara, selama tetap Pancasila.

“Dan kami tidak khawatir, kalau pun nanti Demokrat yang akan memimpin asal tetap teguh dengan Merah Putih, asal tetap teguh memegang komitmen Bhinneka Tunggal Ika, asal tidak akan mengganti ideologi Pancasila. Mau dipimpin AHY, mau dipimpin Demokrat, saya tidak khawatir, karena negeri kita akan tetap baik-baik saja,” kata KH Marzuki Mustamar.

Sedangkan Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur KH Saad Ibrahim, mengingatkan, sumpah jabatan para pengurus DPD Demokrat Jatim yang baru dilantik. Pertanggungjawabannya kepada Allah, Tuhan Maha Kuasa. KH Saad juga mendoakan agar AHY dan Demokrat Jatim bisa meraih apa yang diinginkan, termasuk di 2024.

Doa dari Ketua PW NU dan Ketua PW Muhammadiyah Jatim ini diamini Emil Dardak, Ketua Demokrat Jatim yang baru. “Doa para ulama sepuh ini semakin memperkuat keyakinan dan tekad kami, pengurus Demokrat Jatim, untuk terus komitmen memperjuangkan harapan rakyat dan menjaga harmoni di tengah keragaman masyarakat Indonesia. Kami makin yakin menuju 2024,” tutup Emil.

AHY melantik Ketua DPD Jatim Emil Dardak dan jajaran kepengurusan yang baru periode 2022-2027 di Imperial Ballroom Pakuwon, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/4).

Bayu Airlangga Sang Mantu Ikuti Jejak Pakde Karwo Keluar dari Demokrat

Bayu Airlangga memutuskan keluar dari Partai Demokrat (PD) setelah kalah dalam kontestasi pemilihan Ketua DPD Demokrat Jawa Timur (Jatim). Jejak politik Bayu Airlangga di Demokrat sama seperti mertuanya, Soekarwo.
Bayu menyatakan mundur dari Demokrat per kemarin. Politikus yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Jatim itu mengaku tak punya pilihan lain selain keluar dari Demokrat.

“Saya memutuskan mundur dari Partai Demokrat per Kamis, 21 April 2022,” kata Bayu dalam keterangan, Jumat (22/4/2022).

Opsi keluar dari Demokrat diambil karena Bayu merasa telah dizalimi. Sebab, menurutnya, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pernah menjanjikan Musda DPD Demokrat Jatim bakal demokratis.

“Bagi saya, ketika saya dan tentunya para DPC pendukung (saat) saya dizalimi terkait Musda, tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai. Kita ingat, saat pembukaan Musda, Ketum AHY menjanjikan demokratis. Tapi bisa dinilai publik sendiri bagaimana hasil Musda Demokrat Jatim,” tegasnya.

Bayu Airlangga merupakan menantu mantan Ketua DPD Demokrat Jatim Soekarwo. Karier Bayu dan Soekarwo di partai berlambang mirip logo Mercy itu bak peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Soekarwo Mundur dari Demokrat, Soekarwo diketahui juga memutuskan keluar dari Demokrat. Namun ada perbedaan mencolok antara keluarnya Soekarwo dengan Bayu.

Soekarwo mundur dari Demokrat pada 2019 dan bukan karena polemik. Mantan Gubernur Jatim itu keluar dari partai yang mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke kursi Presiden RI, karena diberi amanah oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia.

Kala itu, juga ada kabar berembus Soekarwo mundur karena bakal menjadi menteri. Namun isu Soekarwo jadi menteri dibantah Demokrat.

“Bukan, kalau dia ndak mundur, dia tidak mungkin dilantik sebagai Komisaris Utama Semen Indonesia. Itu sudah aturan baku. Justru kalau menjadi menteri ndak perlu mundur, karena menteri boleh pegang partai,” kata Renville Antonio yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris DPD Demokrat Jatim, 14 Agustus 2019.

Beberapa bulan setelahnya, tepatnya pada 12 Desember 2019, Soekarwo dilantik menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). SBY disebut merestui mundurnya Soekarwo dari Demokrat.

Restu SBY diungkapkan langsung oleh Soekarwo setelah dilantik menjadi Wantimpres. Politikus yang kerap disapa Pakde Karwo itu menyebut SBY mempersilakannya keluar dari Demokrat.

“Prinsip silakan, karena memang aturan perundangannya nggak bisa,” ucap Pakde Karwo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2019).

Soekarwo, saat masih menjabat Ketua DPD Demokrat Jatim pada 2018, pernah juga mengungkap survei internal terkait capres. Hasilnya survei tersebut, Jokowi terpilih sebagai capres pilihan pengurus Demokrat Jatim.

“Jadi yang benar itu, DPP mengeluarkan edaran suruh ngecek aspirasi kepada dua calon itu ke mana. Di Jawa Timur 157 (pengurus) itu mendukung Jokowi, dan 56 itu ke Prabowo,” kata Soekarwo di Makassar, Sulsel, Rabu (30/8/2018).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *