DPP KNPI) periode 2021-2024 menggelar diskusi kebangsaan di gedung Juang, Jakarta Pusat, Sabtu, 17 Juni 2022.
Jakarta, b-Oneindonesia – Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia(DPP KNPI) Priode 2021-2024 menggelar diskusi publik “Revitalisasi Pancasila Untuk Membangkitkan Harga Diri Bangsa” di Gedung Juang,, Sabtu (18-6-2022).
Acara seminar dibuka Ketum KNPI La Ode Umar Bonte mengahadirkan pembicara Yudi Latif, Eva K.Sundari,M.Si Direktur Sarinah Institut dan Prof.Dr.Kari Lestari Direktur In Jabar UNPAD.
Dikatakan Ketum KNPI La Ode Umar Bonte, “infrastruktur di bangun oleh pemerintah sudah bagus, namun yang di bangun melalui para menteri-menterinya saat ini masih banyak yang belum memahami.”Kalau saya lihat konsep yang di bangun oleh Bung Eric Tohir terkait dengan ekonomi kerakyatan tidak sebaik konsep yang di bangun oleh Bung Karno” ujar La Ode.
Menjalankan Konsep ekonomi yang paling kuat itu adalah konsep BUMN, dimana konsep yang sebenarnya adalah konsep kerakyatan memanfaatkan untuk Bangsa.
“Perusahaan-perusahaan plat merah, seperti Antam kita hanya menguasai cuma 20%.Coba perusahaan-perusahaan nasional plat merah itu juga cuma menguasai 25%.Bangsa kita artinya belum berdikari” jelasnya.
“Dengan itu saya katakan konsep ekonomi kita belum di pahami oleh menteri-menteri ,khususnya Mentri BUMN” tegas La Ode.
“Guna dipahami ini harus di evaluasi, konsep perlu di perbaiki, konsep ekonomi kerakyatan, pendidikan. Bisa rusak moral,generasi muda ini akan dibawa kemana dengan agenda globalisasi dan vitalisasi yang kita hadapi sekarang. Masa depan pendidikan kita akan dibawa kemana.“tegasnya.
“Pancasila tak hanya sekedar ritual dengan konsep – konsep yang hanya berhenti di menara gading. Pancasila ini harus bisa operasi ke depan, mestinya kita harus sudah selesai memperbincangkan apa itu Pancasila dan harus bisa mengamalkan Pancasila.” ujarnya.
“Pancasila harus sungguh-sungguh menjadi efektif, menjadi sakti. Jadi bukan hanya memperingati hari lahirnya Pancasila,tapi Pancasila harus efektif mewarnai kebijakan pembangunan,politik, ekonomi dan juga pendidikan.Jangan lagi masyarakat bicara historis tentang Pancasila, sedangkan makna dan arti Pancasila saja tidak memahami.” tutupnya.