Jakarta b-oneindonesia-Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai di lakukan di Sumatera Selatan dan Jambi. Sebanyak 1,6 ton garam (NaCl) mulai di sebarkan di awan potensial yang terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin dan Musi Banyuasin, Sumatera Selatan (2/6).
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Basar Manullang di Jakarta (3/6) mengungkapkan bahwa, pesawat Cassa C 212 TNI AU yang di gunakan untuk TMC di Riau dipindahkan ke Sumatera Selatan untuk melakukan upaya pencegahan karhutla lebih dini di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi.
“Jika dilihat dari jumlah hotspot dan kejadian karhutla di Sumatera Selatan dan Jambi memang sedikit, namun sebagai upaya antisipasi musim kemarau yang akan tiba, kami memindahkan pesawat Cassa C 212 ke Palembang,” jelas Basar.
Sebelumnya, selama dua minggu terakhir di Riau, TMC melakukan panaburan garam sebanyak 12,8 ton dan berhasil menaikkan volume hujan sebanyak 44,1 juta m3. Kenaikan volume hujan melalui TMC membuat gambut menjadi basah dan mengisi air di kanal-kanal, serta embung sehingga mengurangi potensi terjadinya karhutla.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) wilayah Sumatera, KLHK, Ferdian Krisnanto menyampaikan bahwa dalam melakukan pencegahan karhutla, koridornya tetap tergabung dalam Satgas karhutla Provinsi Sumatera Selatan. Kemudian pada pelaksanaannya, operasi pencegahan juga dilakukan di darat yang dilaksanakan juga oleh pihak KLHK dengan personil Manggala Agni dan didukung pihak TNI, Polri, BPBD bersama instansi terkait lainnya.
“Potensi hujan masih ada, jadi kita lakukan TMC dengan melakukan penyemaian garam agar terjadi hujan dan lahan gambut tetap basah,” ujar Ferdian di Posko Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di lapangan Udara Sri Mulyono Herlambang, Palembang (3/6/2020).
Ferdi menegaskan, pembasahan gambut dan pencegahan karhutla harus terus dilakukan dengan melaksanakan patroli oleh Manggala Agni dan Brigdalkarhut Ditjen KSDAE, namun dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Pada pelaksanaan patroli pencegahan karhutla, selain pengawasan lapangan dan sosialisasi juga mengutamakan pemadaman secara dini, sedangkan untuk wilayah remote area diupayakan pemadaman melalui udara.
Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ≥80% perbandingan total jumlah hotspot tahun 2019 dan 2020 (tanggal 1 Januari – 3 Juni 2020) sebanyak 826 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 1.364 titik (terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 538 titik / 39,44 %)