Startup Besutan Kemenperin Bikin Teknologi Peta Kebutuhan APD

Jakarta b-oneindonesia Kementerian Perindustrian proaktif mendorong perusahaan rintisan (startup) agar bisa berperan dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 di tanah air. Sebab, pelaku startup di bidang teknologi berpotensi besar menghadirkan inovasi sebagai solusi untuk menekan penyebaran dan dampak dari virus korona di Indonesia.

“Pandemi Covid-19 memberikan pukulan yang kuat pada semua sektor ekonomi tanpa pandang bulu. Hal ini mendorong banyak pihak untuk ikut turun tangan melalui beragam cara, salah satunya adalah para pelaku startup,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (11/6).

Dirjen IKMA menyampaikan, pihaknya memberikan apresiasi kepada MAPID, perusahaan rintisan asal Bandung yang telah menciptakan inovasi melalui pembuatan Platform GEO MAPID. Temuan tersebut dapat dimanfaatkan untuk memetakan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) di Indonesia. “MAPID adalah salah satu finalis program Startup 4 Industry dari kompetisi Making Indonesia 4.0 Startup yang diinisiasi oleh Kemenperin pada tahun 2018,” terangnya.

Gati menegaskan, inovasi yang dihasilkan oleh MAPID menjadi wujud nyata dari semangat generasi milenial di Indonesia yang siap menghadapi revolusi industri 4.0. “Keunggulan MAPID adalah memanfaatkan gabungan geospasial dan internet of things menjadi sebuah platform berbasis peta yang dapat diintegrasikan dengan berbagai macam sensor untuk memonitor secara otomatis,” ungkapnya.

CEO MAPID, Bagus Imam Darmawan mengemukakan, Platform GEO MAPID merupakan perangkat lunak cloud computing yang akan menjadi solusi layanan dalam pengembangan Sistem Informasi Geografis untuk mengumpulkan, mengelola, memvisualisasikan, dan menganalisis data geospasial. Teknologi ini bisa memposisikan pemetaan dan penginderaan ekosistem terintegrasi untuk semua orang yang tidak memerlukan keahlian dalam GIS atau Teknik Tata Ruang. Teknologi tersebut juga dapat digunakan oleh siapa saja secara massal.

“Melalui inovasi ini, masyarakat dapat melihat distribusi APD dengan mudah pada tampilan peta. Sehingga, dapat melihat daerah mana saja kebutuhannya sudah terpenuhi dan daerah yang masih membutuhkan APD dapat tersampaikan dengan jelas,” ujar Bagus. Menariknya, data disajikan dalam tampilan tiga dimensi yang bakal mudah dipahami masyarakat.

Saat ini, MAPID telah menjalin kerja sama dengan Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) untuk bisa memetakan kebutuhan APD di Indonesia. Selain itu, MAPID akan membantu tim doctorShare agar lebih memahami kebutuhan dan prioritas APD sampai lebih dari 200 fasilitas medis di Indonesia.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, keberadaan startup seperti MAPID menjadi bagian penting dalam akselerasi penerapan inovasi teknologi digital, terutama dalam kesiapan memasuki era industri 4.0.

Menperin juga meminta kepada pelaku startup di Indonesia agar bisa menghasilkan teknologi digital yang aplikatif dan solutif bagi peningkatan produktivitas dan daya saing industri kecil menengah (IKM). “Terutama untuk dimanfaatkan di lini manajerial, produksi, maupun pemasaran,” tuturnya.

Oleh karenanya, lanjut Agus, IKM diharapkan bisa membuka diri untuk berkolaborasi dengan berbagai startup sebagai technology provider maupun problem solver. “Inovasi teknologi digital yang dihasilkan merupakan alat yang bisa menjawab kebutuhan industri di era industri 4.0 saat ini,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *