Riau b-oneindonesia-Rekayasa hari hujan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), yang bertujuan untuk membasahi gambut, berhasil menekan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau. Pelaksanaan TMC merupakan upaya pencegahan selain pelaksanaan rutin kerja lapangan oleh tim satgas terpadu. TMC periode kedua dilakukan sejak 24 Juli 2020, karena Riau mempunyai dua masa kritis karhutla yaitu pada bulan Februari-Maret dan bulan Agustus-September.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen PPI KLHK), mengungkapkan kegiatan TMC merupakan kerja bersama melibatkan BNPB, BPPT, TNI AU, dan para mitra.
“Pelaksanaan TMC tahap kedua berjalan baik, dan kemarin waktu ke Riau, kami bersyukur masih ada awan untuk disemai sehingga terjadi hujan di beberapa wilayah rawan karhutla,” ungkap Ruandha pada media, Minggu (9/8/2020).
Pelaksanaan TMC sangat bergantung dari keberadaan potensi awan hujan di suatu wilayah. Selain itu juga dipengaruhi kecepatan dan arah angin, agar air hujan jatuh tepat pada wilayah yang ditentukan.
Direktur Pengendalian Karhutla, Basar Manullang mengungkapkan bahwa sejak 24 Juli-8 Agustus 2020 telah dilakukan 9 sorti penerbangan TMC di Riau dengan total bahan semai NaCl sebanyak 7,2 ton.
“Pelaksanaan TMC di wilayah rawan karhutla seperti Pekanbaru, Siak, Pelalawan, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir,” ungkap Basar.
Upaya ini mampu menekan potensi Karhutla sebagaimana prediksi BMKG puncaknya terjadi di bulan Agustus-September. Upaya TMC sejak 24 Juli 2020, menghasilkan total volume air hujan yang turun di Provinsi Riau mencapai 14,4 juta m3.
Pembasahan lahan gambut melalui TMC ini berpengaruh terhadap penurunan hotspot di Provinsi Riau. Sejak dilaksanakan TMC di Riau 24 Juli 2020 kemarin sampai dengan hari ini (9/8), tidak ada hotspot terpantau berdasarkan Satelit Terra Aqua Nasa Confidance Level 80%.
“TMC juga akan dilaksanakan di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, rencananya akan kita mulai 12 Agustus 2020,” ungkap Basar.
Upaya pencegahan karhutla terus dilaksanakan hingga masa kritis terlewati. Khusus di Riau, pada tahun ini sudah dilaksanakan TMC sebanyak tiga kali. Periode pertama pada Maret 2020, periode kedua pada 11-31 Mei 2020 dan periode ketiga pada 24 Juli 2020 yang masih berlangsung sampai saat ini.
“Kita bersyukur sampai dengan Agustus ini kondisi karhutla Riau dapat terkendali, kita berharap pada masa kritis ini bisa kita lewati tanpa adanya bencana karhutla dan asap,” tutupnya.