Krisis Iklim Menuntut Perubahan Perguruan Tinggi

Jakarta b-oneindonesia-Menghadapi krisis iklim, pola pengabdian masyarakat di Perguruan Tinggi saat ini sudah tidak mencukupi, perlu perubahan mendasar dalam implementasi Tri Dharma. Pengabdian masyarakat saatnya memiliki bobot yang sama dengan unsur pendidikan dan penelitian, demikian disampaikan Mahawan Karuniasa selaku Ketua APIKI saat menutup Webinar Nasional 4.1 APIK Indonesia Network.

Acara Seminar Nasional tersebut diselenggarakan secara rutin setiap tahun oleh Jaringan Ahli
Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia (APIK Indonesia Network) untuk membahas perkembangan situasi aksi dan riset terkini perubahan iklim di Indonesia. Khusus tahun ini atau
Seminar Nasional ke 4 diselenggarakan dalam jaringan bekerjasama dengan Environment Institutepada Selasa dan Rabu, tanggal 14-15 Juli 2020.

Krisis iklim semakin nyata, belum lama, World Economic Forum (WEF) dalam kicauannya
menginformasikan kutub selatan memanas tiga kali lebih cepat dari rata-rata. Sebelumnya World
Meteorological Organization (WMO) juga menyampaikan suhu Lingkar Arktik pada akhir Juni
2020 mencapai positif 38 derajad Celsius. Krisis iklim apalagi dengan pandemi Covid-19 saat ini
membutuhkan respon cepat dan akurat dari berbagai pihak termasuk Perguruan Tinggi.

Berbagai penelitian telah banyak dilakukan, namun dalam hal relevansinya dengan kebutuhan di
lapangan dan kecepatan untuk sampai di masyarakat agar terwujud menjadi manfaat, sangat perlu ditingkatkan. Rendahnya nilai unsur pengabdian masyarakat dalam Tri Dharma, menjadi salah satu hambatan peran Perguruan Tinggi, ungkap  Mahawan Karuniasa, Ketua Umum APIK Indonesia Network dan Direktur Environment Institute.

Hadir dalam acara tersebut Nur Masripatin, Penasehat Senior Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, juga menyampaikan perlunya tatanan baru pengendalian perubahan iklim, mempertimbangkan pandemi Covid-19 yang membongkar berbagai prediksi dan asumsi
pembangunan nasional.

Webinar Nasional yang mengusung tema Tatanan Baru Pengendalian Perubahan Iklim Pascapandemi Covid-19 dihadiri perwakilan dari seluruh Region APIK Indonesia Network, yaitu dari Region Papua, Maluku, Bali-Nusatenggara, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa.

Pada kesempatan tersebut juga hadir Direktur Mitigasi KLHK, Emma Rachmawati, yang menyampaikan perkembangan aksi iklim dan optimisme pencapaian target Indonesia dalam
memenuhi komitmen Paris Agreement.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *