Jakarta b-oneindonesia-Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil beserta jajaran memberikan apresiasi kepada DPP GMNI yang berani menyuarakan pendapat-pendapat tentang reforma agraria dari berbagai perspektif . Ini ia sampaikan saat meresmikan Sekolah Agraria sekaligus menghadiri Diskusi DPP GMNI.
Sekolah Agraria DPP GMNI resmi dibuka pada senin 15/06/2020 oleh Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil. Sekolah Agraria tersebut dimulai dengan Diskusi Publik Virtual bertajuk “Masa Depan Reforma Agraria Indonesia” bersama jajaran Kementrian ATR/BPN serta akademisi maupun praktisi agraria.
Dalam kegiatan tersebut Menteri ATR/BPN Dr. H. Sofyan A. Djalil yang didampingi Sekjend ATR/BPN Himawan Arief Sugoto, Dirjen-Dirjen, Kabiro serta Staf Ahli hingga Kakanwil seluruh Indonesia ini menyampaikan kepada kader-kader GMNI di seluruh Indonesia bahwa reforma agraria bukanlah hal yang mudah diwujudkan. Dibutuhkan peran aktif dari setiap elemen untuk mendorong pelaksanaan reforma agraria di Indonesia. Menteri ATR/BPN juga mengapresiasi serta mendukung penuh kegiatan pembukaan Sekolah Agraria yang diprakarsai oleh DPP GMNI tersebut.
“Ditengah tantangan zaman saat ini perlu dilakukan kerja sama yang baik dari seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa untuk mewujudkan reforma agraria di Indonesia, bahkan termasuk melalui kegiatan-kegiatan seperti ini yang berfungsi sebagai wadah pencerdasan Bangsa Indonesia agar kedepan ilmu pengetahuannya luas dan dapat digunakan untuk kemanfaatan”, terang Menteri ATR/BPN tersebut.
Selain itu hadir juga Prof. Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa MS guru besar pertanian IPB yang juga menggeluti bidang agraria dan Dianto Bachriadi Ph.D sebagai pendiri Agrarian Resources Center. Keduanya banyak memberikan opini tentang belum masih jauhnya perwujudan reforma agraria sejati melalui paket kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah yang berdampak langsung kepada para petani yang masih merasakan penderitaan akibat paket kebijakan yang dikeluarkan belum berdampak positif bagi kepentingan para petani dari diskusi itu kedua narasumber tersebut mengajak seluruh kader GMNI untuk sama-sama melakukan gerakan bersama dalam menciptakan reforma agraria sebagaimana yang dicita-citakan Bung Karno yang dituangkan dalam UUPA No. 5 tahun 1960.
Ketua Umum DPP GMNI Imanuel Cahyadi menegaskan sikap GMNI pada diskusi sekaligus launching Sekolah Agraria DPP GMNI, bahwa GMNI akan selalu berada di garda terdepan dalam mendukung terwujudnya reforma agraria sejati dan menciptakan kader-kader pelopor reforma agraria di seluruh wilayah di Indonesia melalui DPC GMNI seluruh Indonesia .
” Prinsipnya Reforma Agraria adalah konsep tentang tata kelola kekayaan sumber daya alam Indonesia, Oleh sebab itu penting rasanya DPP GMNI sebagai wadah gerakan mahasiswa untuk selalu berkontribusi dalam menciptakan kader-kader yang berwawasan agraria baik, sebagai komitmen dari tujuan menciptakan reforma agraria sejati, sehingga apa yang menjadi permasalahan di basis dapat diatasi dengan ilmu keagrariaan yang mumpuni melalui Sekolah Agraria ini untuk seluruh Kader GMNI di seluruh Indonesia,” terang Imanuel.
GMNI memiliki ratusan basis advokasi agraria yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia di setiap daerahnya melalui DPC-DPC yang pastinya jumlah konflik agrarianya juga banyak. Menurut Ketua Bidang Reforma Agraria DPP GMNI Irfan Fajar Satriyo Nugroho, kepentingan masyarakat pejuang Hak Atas Tanah Rakyat dalam memperjuangkan hak-haknya perlu diakomodir. GMNI sebagai wadah yang menjembatani kepentingan rakyat harus mampu menyuarakan aspirasi masyarakat kepada pemerintah sebagai pemilik kekuasaan dan kebijakan.
“Pasca kemerdekaan para Founding Fathers Indonesia sepakat bahwa tanah adalah alat produksi rakyat yang memiliki fungsi sosial dan bukan untuk kaum pemodal yang menjadikan tanah sebagai komoditi. Karenanya penting rasanya menyusun program reforma agraria untuk menegakkan keadilan tanah bagi rakyat Indonesia dengan cara-cara sederhana termasuk dengan membuat kegiatan semacam Pelatihan dan Pendidikan Agraria atau Sekolah Agraria bagi kader-kader GMNI di seluruh Indonesia secara virtual ditengah pandemi. Harapannya, para kader GMNI se Indonesia di tiap wilayah memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mendorong terciptanya agenda reforma agraria sejati di Indonesia,” tutup Irfan.