Jakarta,, b-Oneindonesia — Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, M.Pd., membantah pemberitaan tentang kondisinya yang beredar di media massa yang menyebut dirinya sakit akibat bertugas di kapal selam, bertempat di Lobi Utama Rumah Sakit TNI AL dr. Mintohardjo, Bendungan Hilir Jakarta Pusat. Selasa, (4/5).
Dalam penjelasan di depan awak media, Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa menyampaikan bahwa dengan seizin pimpinan TNI Angkatan Laut, klarifikasi yang pertama tentang kondisi yang terbaring sakit, tidak bisa bicara dan hanya bisa ditempat tidur. Kolonel Iwa menegaskan itu tidak benar, walaupun dalam keadaan kesehatan seperti sekarang, mantan Dansatsel tahun 2017 ini masih bisa beraktifitas dan masih sanggup mengendarai kendaraan pribadi dari Tasikmalaya ke Jakarta dalam rangka melaksanakan pengobatan di Rumkital dr. Mintohardjo.
Berkaitan dengan isu sakitnya karena terkena radiasi serbuk besi kapal selam, perlu diketahui bahwa Kolonel Iwa selama berdinas di kapal selam sejak Letnan Dua sampai dengan Kolonel tidak pernah merasakan keluhan apapun.
“Saya ingin meyakinkan bahwa kondisi saat ini bukan karena akibat berdinas di kapal selam, dan tentunya saat menjabat Dansatsel masih berlayar di kapal selam dan tidak ada masalah,” ungkap alumni AAL Angkatan 37 tersebut.
“Saya mencintai TNI AL karena satuan saya telah memberikan perhatian terhadap kesembuhan, kemudahan dalam setiap pengobatan dari Rumah Sakit Angkatan Laut. Dan banyak isu tentang kondisi saat ini, saya meminta tolong jangan dibesar-besarkan. Karena rumah yang sekarang ditempati adalah rumah saya sendiri jadi tidak benar kalau rumah kami dijual untuk pengobatan”, tegas Kolonel Iwa.
Senada dengan Kolonel Iwa, Asrena Kasal Laksda TNI Muhammad Ali, S.E., M.M., mengatakan bahwa penjelasan yang disampaikan sendiri oleh Kolonel Iwa Kartiwa tentang pemberitaan di media cetak dan media elektronik berkaitan dengan kondisinya itu banyak yang tidak benar. Karena banyak yang mengawaki kapal selam dan tidak ada yang sakit akibat yang dikatakan media yang banyak beredar.