Jakarta, b-Oneindonesia – Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyoroti banyaknya kejadian oknum polisi melakukan pelanggaran baik itu kode etik, disiplin, maupun pidana.
Terbaru, peristiwa Kapolres Nunukan Syaiful Anwar yang menghajar anak buahnya, Brigadir Sony Limbong.
Belum reda kasus di Nunukan itu, terjadi aksi Bripka MN menembak mati rekannya sesama anggota Polri, Briptu Khairul Tamimi.
Jenderal Listyo menegaskan, sejumlah kejadian heboh belakangan ini akan menjadi koreksi bagi Korps Bhayangkara. Sebab, apabila ada oknum polisi melakukan hal negatif, maka berdampak buruk juga bagi insititusi Polri.
Hal ini juga akan membuat sia-sia polisi yang telah berbuat positif kepada masyarakat karena telah disamaratakan dengan polisi yang negatif.
“Masih sangat banyak polisi yang baik dibanding oknum, sehingga manfaatkan perkembangan teknologi untuk memunculkan terobosan kreatif dan positif yang ada,” kata Kapolri dalam siaran persnya, Kamis (28/10/2021).
Orang nomor satu di korps baju cokelat ini lantas menyinggung soal kepemimpinan, baik itu polsek, polres, polda hingga tingkat pusat dengan mengutip peribahasa, ‘Ikan Busuk Mulai dari Kepala’.
“Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga,” tegas Sigit.
Menurut mantan Kapolda Banten ini, seorang pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani. Sebab, kata pria kelahiran 5 Mei 1969 itu, seorang pimpinan pasti menjadi contoh bagi anak buahnya.
Sebagai Kapolri, Sigit memastikan, dirinya beserta pejabat utama Mabes Polri memiliki komitmen untuk memberikan reward bagi personil yang menjalankan tugasnya dengan baik.
“Kami memiliki komitmen kepada anggota yang sudah bekerja keras di lapangan, kerja bagus, capek, meninggalkan anak-istri. Akan selalu komitmen berikan reward, kalau saya lupa tolong diingatkan,” kata Sigit.
Namun sebaliknya sanksi tegas akan diberikan kepada seluruh personil yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik atau melanggar aturan yang ada.
Bahkan, Sigit tak ragu untuk menindak tegas pimpinannya apabila tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya. Menurut Sigit, semua itu dilakukan untuk kebaikan institusi Polri.
“Kalau tak mampu membersihkan ekor maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang. Menjadi teladan, pelayan, dan pahami setiap masalah serta suara masyarakat agar bisa ambil kebijakan yang sesuai,” tegas Jenderal Listyo Sigit.