Jakarta, b-Oneindonesia – Direktur Eksekutif Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi mempertanyakan ‘hubungan istimewa’ antara Menteri BUMN Erick Thohir dengan Himpunan Bank Negara (Himbara). Banyaknya alumni Himbara (Mandiri, BRI, BNI & BTN) yang menduduki jabatan strategis di Kementerian BUMN dan perusahaan pelat merah menjadi tanda tanya yang menarik untuk ditelusuri.
“Entah semacam balas budi atau sengaja mengamankan orang-orang dekatnya dengan membentuk kerajaan Himbara di Kementerian BUMN agar lumbung dananya tetap terjaga utuh. Begitu istimewanya alumni Himbara bagi Erick Thohir, mereka diberikan posisi tak terbatas untuk menguasai Kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan BUMN. Ada hubungan spesial apa antara mereka berdua? Apakah Pak Jokowi tidak menyadari fenomena ini?” Kata R Haidar Alwi, Jumat (1/5/2020).
Menurutnya, hubungan istimewa antara Erick Thohir dengan Himbara telah berlangsung sejak lama. Bahkan kesuksesan Erick Thohir dalam membangun Mahaka Group serta membeli klub-klub olahraga internasional diduga tidak terlepas dari ‘suntikan dana’ yang diberikan oleh Himbara yang sekarang dipimpin Direktur Utama BRI, Sunarso.
Bayangkan, Erick Thohir yang hanya memiliki kekayaan sekitar Rp 2,3 Triliun berdasarkan LHKPN 2019, mampu membeli 78% saham DC United dan membangun stadion senilai Rp 6,6 Triliun untuk klub sepakbola Amerika Serikat tersebut. Aksi paling fenomenal dan sensasional terjadi tatkala Erick Thohir membeli 70% saham Inter Milan dengan harga mencapai Rp 5,3 Triliun. Ditambah lagi dengan membeli Oxford United, Philadelphia 76ers dan lain-lain.
Melihat laba Mahaka Group pun rasanya berat bagi Erick Thohir bisa melakukan semua itu walau berkongsi dengan pengusaha lainnya. Pada periode 2010-2014 Mahaka Media mencatatkan laba bersih berturut-turut Rp 2 Milliar, Rp 3 Milliar, Rp 4 Milliar, Rp 31 Milliar dan Rp 8 Milliar. Sedangkan dalam kurun 2015-2018, Mahaka Media tidak mampu membukukan laba, dengan kata lain mencatatkan kerugian. Berturut-turut jumlahnya yakni Rp -45 Milliar, Rp -42 Milliar, Rp -37 Milliar dan Rp -36 Milliar.
“Melihat besaran laba-rugi yang disajikan Mahaka serta harta kekayaan pribadinya, patut dipertanyakan bagaimana bisa Erick Thohir melakukan aksi bisnis dengan nilai yang fantastis??? Dari manakah sesungguhnya ia memperoleh pundi-pundi Rupiah untuk semua itu??? Adakah dari suntikan yang diberikan Himbara sehingga sebagai balasannya alumni Himbara diberikan ruang untuk menguasai BUMN?” Tutur R Haidar Alwi.
Contoh paling jelas alumni Himbara yang menduduki jabatan strategis di Kementerian BUMN adalah Budi Gunadi Sadikin, Kartiko Wirjoatmodjo dan Zulkifli Zaini. Mereka bertiga merupakan mantan Direktur Utama Bank Mandiri. Mulai dari Zulkifli Zaini yang menjabat pada periode 2010-2013, Budi Gunadi Sadikin 2013-2016 dan Kartiko Wirjoatmodjo 2016-2019. Entah kebetulan atau tidak, yang pasti aksi bisnis fenomenal dan sensasional Erick Thohir terjadi saat konconya tersebut menjadi penguasa Bank Mandiri.
Saat ini, Budi Gunadi Sadikin dan Kartiko Wirjoatmodjo menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN merangkap Wakil Komisaris Utama Pertamina dan Komisaris Utama Bank Mandiri. Sementara Zulkifli Zaini dijatah kursi Direktur Utama PLN.
“Itu kan yang terekspos, yang tidak terekspos banyak karena jumlah perusahaan BUMN itu sekitar 140-an. Di antara alumni Himbara yang mengelilingi Erick Thohir di Kementerian BUMN yang paling kentara adalah jebolan Bank Mandiri karena kedua wakilnya berasal dari situ. Sehingga yang direkomendasikan nggak jauh-jauh lah, orang-orangnya mereka juga, seperti zaman Rini Soemarno dulu. BUMN sudah seperti kepunyaan neneknya saja. Padahal betapa banyak figur potensial di negeri ini, tapi benteng yang dibangun Erick Thohir menghalangi peluang anak bangsa,” ujar Haidar Alwi.