Jakarta, b-Oneindonesia – Ikatan Alumni Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Metconnex 2022 guna menggali berbagai gagasan dan inovasi terkait keberlanjutan dalam pengolahan mineral dan logam.
Konferensi diikuti pemangku kepentingan nasional maupun internasional, dari pelaku industri, perusahaan, akademisi, hingga calon investor maupun pengguna, yang ikut andil dalam dunia pertambangan di Jakarta pada 10-11 Juli 2022.
“Metconnex hadir sebagai wadah untuk tempat bertukar pikiran, ide, dan gagasan bagi berbagai pihak yang ikut berjuang dalam pengembangan industri tambang.
Dengan fasilitasi ini kolaborasi antar elemen akan menjadi jalan penyatuan tujuan bersama, supaya tercipta integrasi yang kuat, baik dari sektor investasi, regulasi, maupun teknologi dari industri pertambangan diharapkan akan bisa lebih cair lagi,” kata Ketua Komite Metconnex 2022 Jimbarlow Situmorang di Jakarta, Kamis (11/08/22).
“Semoga dengan adanya Metconnex kali ini bisa menjadi wadah dan dukungan untuk memperkuat pertambangan di Indonesia demi industri nasional yang lebih baik dan bertanggung jawab. Demi terciptanya generasi industri yang sadar akan keberlanjutan di masa mendatang,” ujar Ketua IA-MET ITB, Bouman T. Situmorang.
Menurut Bouman, dalam beberapa dekade belakangan, sektor pertambangan dan ekstraksi mineral telah menjadi sektor kunci yang memiliki kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dengan hadirnya para ahli, adanya pembukaan panel diskusi dan exhibition selama dua hari ini diharapkan akan banyak khasanah baru mengenai dunia pertambangan berkelanjutan yang bisa membukakan jalan bagi Indonesia untuk menuju industri tambang yang ramah baik bagi proses bisnis maupun bagi kelestarian lingkungan.
“Bersama Metconnex 2022, mari kita ciptakan sustainable mining berkesadaran bersama seluruh pihak,” paparnya.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan pemerintah sedang menyiapkan dukungan regulasi untuk melaksanakan pengolahan mineral dan logam yang berkelanjutan.
Menurutnya, investasi merupakan hal yang penting guna mendorong perputaran ekonomi, karena ketika investasi masuk tidak hanya lapangan pekerjaan saja yang terbuka, tapi juga mampu menggerakkan kehidupan masyarakat.
Pemerintah melalui undang-undang juga sedang memberikan perhatian yang besar untuk tambang mineral dan logam agar menjaga keberlanjutan industri tersebut.
Kementerian ESDM memproyeksikan total investasi yang dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral logam atau smelter sebesar 30 miliar dolar AS sampai tahun 2023.
Hingga akhir tahun ini Kementerian ESDM menargetkan pengoperasian tujuh smelter baru yang akan menambah smelter aktif menjadi 28 unit di Indonesia.
Selain itu, Metconnex 2022 juga mengemas pertambangan dalam bentuk pameran inovasi sebagai tempat untuk menjalin koneksi dan komunikasi antar pemain industri.
“Metconnex ini diharapkan bisa menjadi jalan untuk Indonesia di tengah upaya pembaharuan untuk mendukung aktivitas tambang yang up to date supaya bisa bersaing secara global untuk mewujudkan keseimbangan antara lingkungan dan proses bisnis yang berkelanjutan,” ujarnya.