Pemberdayaan Masyarakat Lereng Timur Merapi di Tengah Pandemi

b-oneindonesia Di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), usaha masyarakat dalam menjalankan roda perekonomian lokal mendapat dukungan penuh dari pemangku kawasan, yaitu Balai TNGM Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dukungan ini merupakan bentuk nyata dari cara pandang baru pengelolaan kawasan konservasi dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan yang akan berjalan berdampingan dengan pengelolaan alam yang lestari.

Terlebih di masa Pandemi Covid-19 yang melemahkan semua sendi kehidupan masyarakat, jalinan erat kerjasama dan gotong royong antara pemangku kawasan dengan masyarakat tersebut perlu semakin diperkuat. Hal ini untuk memastikan semua pihak mampu melewati masa-masa sulit ini dengan selamat dan alam tetap terjaga.

Contoh kerjasama itu adalah dukungan Balai TNGM pada upaya masyarakat sekitar kawasan TNGM untuk tetap memproduksi hasil-hasil budidaya yang dipelihara pada setiap lahan masyarakat, seperti budidaya tanaman bawang dengan produk akhir bawang goreng oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Serba Usaha Merapi I, dari Desa Wonodoyo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali yang merupakan kelompok binaan Balai TNGM sejak Tahun 2008. Hasil bawang goreng yang yang mereka produksi bisa dijual seharga Rp.75.000/kg dan itu mampu mencukupi kebutuhan ekonomi harian masyarakat terutama di saat pandemi ini.

“Corona tidak menurunkan semangat kami untuk mempertahankan roda perekonomian, kami tetap memproduksi bawang goreng dengan pendapatan yang tidak berubah,” ujar Sumardi, Ketua Kelompok Serba Usaha Merapi I, (13/5).

Selain KTH Serba Usaha Merapi, salah satu mitra konservasi Balai TNGM, Nyono Wahyono, juga mendapat dukungan, sehingga semakin giat dalam mengembangkan usaha budidaya kopi merapi jenis arabika. Dari desa tertinggi di lereng Merapi sisi Timur, yaitu Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Nyono Wahyono membudidayakan dan menjual kopi arabika merapi dalam bentuk green bean seharga Rp. 120.000/kg. Usaha kopi ini digelutinya berbekal tanaman kopi arabika warisan turun temurun leluhurnya yang dibudidayakan di daerah penyangga TNGM.

“KTH Serba Usaha Merapi I yang berada di Desa Wonodoyo serta Nyono Wahyono yang merupakan salah satu penggiat konservasi di Desa Sidorejo (Deles Indah) merupakan masyarakat desa penyangga TN Gunung Merapi. Keduanya patut dibantu agar tetap berdaya dan produktif di masa Pandemi ini” ujar Pujiati, Kepala Balai TNGM, (13/5). Dirinya juga menegaskan jika bawang serta kopi arabika merapi hasil dari masyarakat tersebut merupakan komoditas yang tidak merusak hutan karena ditanam di lahan perkebunan yang mereka miliki.

Dua komoditas ini diketahui juga mempunyai manfaat yang baik untuk kesehatan. Kopi arabika merapi dan bawang goreng dapat meningkatkan imun tubuh yang diperlukan untuk melawan virus Covid-19. Upaya ini juga dalam rangka agar masyarakat tetap produktif, mempunyai ketahanan pangan dari rumah masing-masing, untuk bersama-sama menghadapi pandemi Covid-19 ini.

Melalui program pemberdayaan masyarakat dalam bentuk diversifikasi produk seperti bawang goreng dan kopi arabika Merapi, maupun bentuk kemitraan konservasi dengan pemberian akses pengambilan rumput di zona tradisional TNGM untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, ternyata dapat mempertahankan perekonomian masyarakat sekitar kawasan TNGM, sehingga masyarakat sejahtera, kawasan hutan tetap dapat terjaga dengan baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *