Dr Chatib Hasan Ketua Kajian Pengembangan Perkotaan SKSG UI bersama Ir Elisabeth Ratu, MSi Kabid UMKM Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi DKI Jakarta dalam dialog produktif bertema Digitalisasi pelaku UMKM melalui pelatihan berbasis HP Android pada komunitas pedagang kakilima di banjir kanal timur Jakarta, 28 November 2020
Jakarta, b-Oneindonesia – Saat ini banyak aplikasi digital yang memudahkan para pelaku UMKM untuk bertransaksi. Sayangnya, masih ada pelaku UMKM yang asing dengan perkembangan teknologi. Padahal untuk bertahan di tengah pandemi ini, UMKM harus mau masuk ke dunia digital. Faktor seperti kurangnya kemampuan beradaptasi dengan digital hingga keengganan para pelaku UMKM mengubah gaya transaksi mereka, menjadi tantangan besar. Karena itu, baik pemerintah maupun para penyedia aplikasi diharapkan mau terjun langsung merangkul mereka.
“Jadi walaupun kita ngomong digital, tetap harus ada pendampingannya. Pendampingan itu macam-macam bentuknya, bisa melalui training, coaching, gathering, konsultasi. Intinya mereka (UMKM) harus mempersiapkan diri ke sana (digital),” ungkap Dr Chatib Hasan Ketua Prodi Kajian Perkembangan Perkotaan SKSG UI dalam Dialog dengan tema ‘Digitalisasi Pelaku UMKM Melalui Pelatihan Berbasis HP Android’ para komunitas pedagang kakilima di banjir kanal timur Jakarta, Sabtu (28/11/2020).
Tak hanya akan membantu UMKM, perubahan teknologi niscaya menciptakan peluang baru yang berdampak pada munculnya lapangan kerja dan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
“Diharapkan dari hasil pelatihan, para PKL mampu mengoptimalkan manfaat HP android tidak hanya untuk mencari informasi dan komunikasi, namun mampu membuat format layanan order produk atau jasa lebih menarik, mempromosikan produk/jasa baru yang mereka miliki. Bahkan diharapkan mampu melakukan transfer knowledge ilmu pelatihan pada sesama pedagang,” ungkap Dr. Chotib M.Si
Acara pembukaan oleh Ir. Elisabeth Ratu Rante Allo, MM, Kepala Bidang UMKM Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi DKI Jakarta, kemudian Dr. Faransyah Agung Jaya, SE, MSF, ACC, Wiranesia Foundation dan anggota
Dewan Riset Daetah (DRD) Provinsi DKI Jakarta dan Dr. Hj. Beti Nurbaiti, STP, ME, mahasiswa S3 dari SKSG UI yang juga Dosen Univ. Bhayangkara Jaya.
“Selain itu, dua mahasiswa memberikan praktikum cara pemasaran digital melalui media sosial berbasis platform smarphone. Yaitu Alwan Fauzan, mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Brawijaya dan Athifa Naziha mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia,”‘ ungkap Chotib.
Chotib memaparkan perlunya melakukan peningkatan kapasitas para pedagang kaki lima atau pelaku UMKM seperti yang ada di
BKT Jakarta Timur, melalui pemanfaatan teknologi informasi. Namun karena banyak pedagang masih rendah dalam aksesibilitas terhadap internet, lanjutnya, maka perlu dilakukan pelatihan bagi pelaku UMKM untuk memanfaatkan HP yang mereka miliki untuk meningkatkan jangkauan pemasaran yang lebih luas”.
“Karena memang tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu para pelaku UMKM memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan omset usaha melalui pemanfaatan teknologi digital,” jelasnya.
Pemateri, Dr. Faransyah anggota DRD Provinsi DKI Jakarta dan Pendiri Wiranesia Foundation mengungkapkan, dari hasil riset saat ini, 37% pelaku UMKM sama sekali tidak memiliki akses internet, baik melalui komputer atau smartphone. Sedangkan 36% memiliki akses internet namun tidak digunakan untuk penjualan produk. “hanya 18% menggunakan jejaring media sosial untuk penjualan produk dan hanya 9% yang serius menjual produk melalui jejaring social yang terintegrasi melalui
platform e-commerce dari 57,9 juta pelaku UMKM,” urainya.
Faransyah mengajak peserta pelatihan melakukan transformasi kewirausahaan digital. Transformasi tersebut, dapat dilakukan para pelaku UMKM melalui transformasi mental.
“Pelaku UMKM harus mampu membuang mental gagap tekhnologi (gaptek) dan harus segera melakukan transformasi pola pikir, yaitu membangun pola pikir kewirausahaan digital.” ujarnya.
Ir Elisabeth MSi katakan ” pelaku UMKM sebagai pekerja informal merupakan kelompok paling berdampak akibat pandemik covid-19. Terjadi pengurangan pendapatan lebih dari 50 persen, karenanya digital marketing adalah sebuah keniscayaan pada masa pandemi ini”.
Melalui program pengembangan wirausahaan JakPreneur, Pemda DKI Jakarta berupaya meningkatan kapasitas pelaku UMKM diantaranya adalah pemberian bantuan bagi UMKM terdampak Covid-19 yang berlokasi ditempat wisata, terminal, GOR, lokbin, loksem dan usaha rumahan di Jàkarta.
Lebih lanjut Ratu mengajak bergabung kepada para peserta untuk mendaftarkan diri menjadi peserta JakPreneur melalui tahapan pengembangan kewiraisahaan terpadu, ujarnya.