KSP Mitra Jasa Indramayu: Tanpa Kepercayaan Anggota, Koperasi Tidak Akan Bertahan

Indramayu b-oneindonesia- Dampak mewabahnya Covid-19 yang terjadi sejak bulan Maret 2020 hingga kini terus dialami oleh seluruh sektor usaha di tanah air termasuk pada unit usaha koperasi seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP Mitra Jasa) di Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Dampaknya pandemi sangat terasa pada bulan April dan Mei 2020. Semua sektor usaha terimbas, karena daya beli masyarakat lemah, kondisinya sangat memprihatinkan. Demikian disampaikan Ketua KSP Mitra Jasa H. Supriyadi saat kunjungan kerja Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Jawa Barat, Sabtu (18/7).

Lebih lanjut Supriyadi menjelaskan bahwa kondisi usaha anggota dampak korona cukup fatal. Mulai dari unit produksi dari anggota tidak berjalan sehingga efeknya tidak ada yang produk yang dijual. Hal ini tentu berimbas pada koperasi itu sendiri. Penerapan pembatasan wilayah (lockdown) yang diterapkan pemerintah daerah yang melarang keluar masuk wilayah juga kian memperparah dampak yang dialami anggota yang mayoritas berprofesi sebagai pedagang, petani dan perajin tahu tempe.

Perhatian dari pemerintah  seperti penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) serta subsidi sembako cukup dirasakan masyarakat. Apabila tidak ada bantuan sama sekali, kondisi dipastikan akan semakin parah. Hampir 100 persen anggota mengalami penurunan usaha. Namun, sejak hari raya Idul Fitri dan mulai dilonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), KSP Mitra Jasa langsung bekerja keras untuk memulihkan kondisi saat ini, papar Supriyadi.

“Syukurnya, KSP Mitra Jasa sampai saat ini tidak ada yang merumahkan karyawan yang total berjumlah 226 orang. Mulai Juni hingga Juli 2020, kami “ngebut” untuk menutupi masalah di bulan-bulan sebelumnya karena pandemi,” kata Supriyadi seraya menyebutkan jumlah anggota koperasi sampai dengan Juli 2020 berjumlah 325 orang.

Melihat situasi dan kondisi yang kian tak menentu, koperasi terus melakukan pembinaan terhadap karyawan dan anggota. Kebijakan untuk menyalurkan pinjaman tetap dilakukan melalui sistem kredit lunak atau Kredit Candak Kulak (KCK). Produk KCK sebenarnya sudah diterapkan sejak dulu, melalui pola mingguan, bulanan, juga musiman yang diperuntukkan untuk petani tambak, petani sayur mayur dan petani padi yang waktu panennya menyesuaikan musim. Namun sejak mewabahnya Covid-19, produk KCK disesuaikan dengan kebutuhan anggota sebagai upaya mempercepat pemulihan usaha koperasi.

“Yang diutamakan adalah komunikasi yang baik juga timbal balik antara koperasi dan anggota sehingga satu sama lain tahu hak dan kewajiban masing-masing. Saling mendukung dan saling membantu, sehingga kepercayaan anggota terhadap koperasi cukup tinggi. Tanpa kepercayaan, koperasi tidak akan mampu bertahan,” jelas Supriyadi.

Dengan pinjaman yang diperoleh KSP Mitra Jasa dari LPDB-KUMKM sebesar Rp5 Miliar, dan asset yang dimiliki koperasi sampai saat ini berjumlah Rp150 Miliar, kami harus benar-benar menjaga kepercayaan anggota. Dengan LPDB-KUMKM memberikan fasilitas restrukturisasi pinjaman dalam jangka waktu 6 bulan ke depan, kami pun dapat melakukan pendekatan dan pembinaan mengenai hak dan kewajiban anggota terhadap koperasi.

Supriyadi menuturkan, mengenai penerapan kelonggaran terhadap anggota setelah mendapat restrukturisasi pinjaman LPDB-KUMKM adalah melalui konsolidasi internal maupun eksternal. “Kami benar-benar harus mereview bagaimana kondisi usaha anggota saat ini, tentunya dengan tidak menargetkan apa pun terhadap mereka. Yang penting usaha anggota dapat kembali berjalan dan bisa membayar angsuran ke koperasi sesuai kemampuan.

Setelah mendapat restrukturisasi, KSP Mitra Jasa dapat kembali bernafas lega. Terlebih dengan kondisi saat ini, koperasi sangat membutuhkan top up pinjaman dari LPDB-KUMKM. Suntikan modal tersebut akan disalurkan kembali kepada anggota untuk perkuatan permodalan usaha.

“Kami yakin dan optimis keadaan krisis ekonomi akan segera berakhir dan perekonomian nasional akan segera pulih. Tentunya tak lepas dari dukungan dan perhatian pemerintah pusat dan daerah,” tutup Supriyadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *