Tahun 2019 adalah tahun yang sulit bagi perusahaan teknologi asal Cina-Huawei mengalami sebab Amerika Serikat mengakategorikan perusahaan itu dalam daftar hitam pada Mei 2019 . Sehingga Amerika membatasi perusahaan untuk menjual produk mereka ke Huawei tanpa izin dari pemerintah AS.
Washington menganggap Huawei sebagai risiko keamanan dan percaya bahwa perangkatnya dapat digunakan untuk spionase Tiongkok. Huawei sendiri menyanggahnya.
Pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei, mengatakan kepada karyawan pada bulan Agustus bahwa perusahaan tersebut menghadapi “krisis hidup atau mati” dan menyusun strategi untuk raksasa telekomunikasi China ke depan. Itu termasuk rencana untuk menyederhanakan struktur pelaporan agar lebih efisien dan mengurangi kelebihan staf.
Huawei berencana akan berinvestasikan USD 1,5 miliar dalam program pengembangnya selama lima tahun ke depan, karena berusaha membangun ekosistem yang kokoh dan terbuka.
Program Pengembang Huawei pertama kali diumumkan pada tahun 2015. Sejak itu, raksasa teknologi China mengatakan akan mendukung 14.000 vendor perangkat lunak independen di seluruh dunia.
Berbicara kepada audiensi di Huawei Connect 2019, acara unggulan untuk perusahaan yang diadakan di Shanghai, Wakil Ketua Ken Hu mengatakan Huawei ingin memperluas program itu ke lima juta pengembang lainnya. Ia juga ingin membantu mitra “mengembangkan aplikasi dan solusi cerdas generasi berikutnya. Keseriusan program ini sebagai upaya memperluas pasar secara masif.