Jakarta-be-oneindonesia-BREXIT- KEPUTUSAN REFERENDUM INGGRIS (BAGIAN – 2)- Apakah Brexit terjadi dengan adanya kesepakatan atau tidak ?
Fakta tentang BREXIT dengan atau tanpa kesepakatan Brexit–
Dalam Buku Putih Brexit telah menegaskan bahwa Inggris harus berada di luar Pasar Tunggal Uni Eropa (UE) dan Serikat Pabean. Sehingga memiliki makna perbatasan fisik akan muncul kembali di pulau Irlandia. Masalah tersebut membuat prospek yang menyedihkan dikarenakan ingatan kelam akan periode “Troubles”, yaitu konflik berdarah Irlandia Utara yang dipicu dan terjadi konflik di wilayah perbatasan pada akhir 1960-an. Konflik tersebut terjadi antara mayoritas penganut Protestan Inggris dan penduduk minoritas Katolik atau nasionalis Irlandia.
Selama bertahun-tahun, keanggotaan Inggris dan Irlandia di UE telah menghilangkan perbatasan yang memisahkan keduanya. Sehingga usaha tersebut telah berhasil mengakhiri “Troubles” dalam Perjanjian Jumat Agung 1998,. Perjanjian tersebut telah menetapkan bahwa seluruh perbatasan Irlandia bebas.
Sementara dalam pendekatan kasar yang diambil dalam kesepakatan Brexit melanggar Perjanjian Jumat Agung. Usulan Theresa May adalah jalan keluar ‘backstop’ untuk perbatasan Irlandia dalam kesepakatan Brexit. Para pendukung konservatif Brexit dan Northern Irish Democratic Union Party menolak usulan Theresa May. (nrl/sumber-PAUL MCERLANE/EPA)
Apa yang dimaksud dengan ‘backstop’ ? Pada dasarnya dan yang sesungguhnya ‘backstop’ bertujuan mendorong perbatasan Inggris dengan Uni Eropa dari Irlandia Utara. Ini berarti Irlandia Utara akan tetap tunduk pada kerangka hukum Uni Eropa dan akan tetap terpisah dari Inggris untuk waktu yang tidak ditentukan dan tidak terbatas.
Inilah pokok utama permasalahan mengapa garis keras Brexit konservatif, dan Partai Uni Demokratik Irlandia Utara (DUP) yang kecil namun sangat diperlukan, menolak keras solusi Theresa May tersebut. Terlepas dari kenyataan bahwa mayoritas orang Irlandia Utara memilih untuk tetap berada di UE dalam referendum 2016, DUP khawatir hal tersebut akan memberikan momentum bagi mereka yang ingin menyatukan kembali Irlandia.
Pada sisi lain, walaupun mendapatkan desakan dari Theresa May, UE tidak memberikan jaminan hukum yang mengikat dan tidak memberikan kapan waktu berakhirnya untuk solusi ‘backstop’ tersebut. Strategi UE jelas, dimana dipicu oleh keberadaan solusi ‘backstop’ yang memberikan daya tawar lebih bagi UE dalam proses negosiasi selanjutnya dengan Inggris.
Saat ini jalan alternatif bagi Theresa May untuk mewujudkan kesepakatan Brexit kemungkinan besar akan dengan mengambil langkah dengan melakukan dengan cara yang kasar atau kemungkinan dilakukan dengan menunda atau menarik mundur rencana Brexit. Beberapa pengamat memprediksi tentang kemungkinan adanya referendum Brexit kedua. Mengingat ketidakpastian politik dan realitas hukum, namun sepertinya hal ini hanya masih sebatas kemungkinan-kemungkinan.
(nrl/berbagai-sumber)