Jakarta-b-oneindonesia–Pemerintah Indonesia mendorong implementasi kerja sama Indo-Pasifik dalam penanganan pandemik COVID-19, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/07/2020).
“Indonesia menekankan perlunya memperkuat kerja sama penanganan pandemik COVID-19 terutama kerja sama infrastruktur kesehatan, pemulihan ekonomi, dan konektivitas di kawasan Indo-Pasifik,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI, Jose Tavares.
Dorongan itu disampaikan Jose Tavares selaku Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan para pejabat tinggi KTT Asia Timur (East Asia Summit-EAS).
“Ini saat yang tepat bagi EAS untuk memperkuat kerja sama multilateral dan regional untuk mengatasi berbagai dampak akibat pandemik, selain sistem kesehatan masyarakat, infrastruktur kesehatan, dan konektivitas … ini kunci untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di kawasan,” ujar Jose.
Ia meyakini inisiatif Indonesia untuk menyelenggarakan pertemuan para ahli kesehatan dari negara anggota EAS akan mempercepat penanganan pandemik di kawasan, terutama penguatan kerja sama di antara para ahli virus dan penyakit pandemik serta formulasi protokol kesehatan terkait pergerakan orang dalam meminimalisasi dampak COVID-19.
Dalam konteks infrastruktur dan keterhubungan, pemerintah Indonesia juga kembali menyampaikan rencana penyelenggaraan pertemuan World Economic Forum on ASEAN: Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity pada 2021.
Pemerintah Indonesia juga mendorong negara-negara EAS dan organisasi internasional di kawasan agar terus meningkatkan kerja sama multilateral di tengah situasi sulit pandemik COVID-19. Forum EAS pun diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi secara cepat.
“Kerja sama konkret seperti ini bukan saja akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tetapi juga mempertebal strategic trust antara negara di kawasan,” ujar Jose.
“Tentunya kita semua tidak ingin Asia Tenggara menjadi kawasan yang lemah dan tertinggal karena pandemik ini. Jika kita tidak atasi segera, maka ketertinggalan ekonomi, sosial, dan ketidakstabilan kawasan akan terjadi,” kata Jose yang juga menekankan persoalan krisis pandemik COVID-19 sebagai tantangan bersama.
Pertemuan para pejabat senior EAS yang dihadiri seluruh perwakilan negara/pemerintahan peserta EAS itu membahas sejumlah isu mengemuka yang menjadi kepentingan bersama di kawasan, antara lain upaya mempercepat pemulihan ekonomi ASEAN pada masa pandemik COVID-19 dengan menjaga kelancaran keterhubungan barang, jasa, dan pelaku ekonomi.
Selain itu, pertemuan juga membahas masalah Laut China Selatan (LCS), Semenanjung Korea, terorisme, dan proses repatriasi pengungsi ke Negara Bagian Rakhine.