Jakarta-be-oneindonesia-Salah satu pembicaraan terhangat dari Forum World Economic Forum on ASEAN adalah keprihatinan masalah kesenjangan ekonomi antara masyarakat kaya dan miskin yang saat ini semakin mendalam. Masalah kesenjangan ekonomi telah menjadi masalah yang tidak bisa lagi diabaikan oleh politisi di dunia manapun. Sampai saat ini masih mencari format dan formula untuk mengatasi masalah tersebut masih sangatlah sulit.
Di kawasan Asia-Pasifik kesenjangan ekonomi terus meningkat dan hal ini merupakan salah satu topik hangat di World Economic Forum on ASEAN yang diselenggarakan di Hanoi, Vietnam, selama tanggal 11-13 September 2018. Lebih dari 1.000 peserta mengambil bagian dalam perhelatan tersebut, di antaranya enam kepala pemerintahan dari kawasan Asia Tenggara.
Muhammad Chatib Basri adalah mantan Menteri Keuangan Indonesia periode 2013-2014. Saat ini, beliau adalah penasihat Bank Dunia untuk kebijakan pembangunan dan mengajar ekonomi di Universitas Indonesia. Ketimpangan di Indonesia membuatnya sangat prihatin. Dia melihat akar masalah sebagian berada pada kebijakan yang sesat.
Pada Tahun 2017, Oxfam melaporkan bahwa empat orang terkaya di Indonesia telah mengumpulkan lebih banyak kekayaan daripada gabungan 100 juta orang termiskin. Situasi seperti ini masih terus berlangsung dan belum ada perubahan secara signifikan.
Dalam Forum World Economic Forum on ASEAN dimana sebagai tuan rumah Vietnam yang merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Tenggara. Namun di Vietnam masih memperlihatkan kesenjangan ekonomi.
“Kesenjangan kekayaan di Asia sebagian besar didorong oleh disparitas upah dan tingkat akses pendidikan yang berbeda,” tutur Bank Pembangunan Asia dengan penuh kesadaran. Stephen P. Groff, wakil presiden bank menyatakan bahwa, “Sebenarnya, situasi di Asia semakin buruk, dan menurutnya selama diskusi Percepatan Pengurangan Ketimpangan, yang diselenggarakan WEF , bahwasannya hal ini akan berdampak negatif pada kohesi sosial dan melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Sementara masalah kesenjangan ekonomi di kawasan Asia tidak hanya terbatas pada minimnya penghasilan, tetapi juga dalam ketimpangan yang besar dari beragam aspek lainnya seperti pelayanan dasar kesehatan. Selain itu terabaikannya kualitas pertumbuhan di sejumlah kawasan juga berdampak kepada beban yang harus dihadapi masyarakat di sejumlah negara sebagai contoh masalah malnutrisi di antara anak-anak di kawasan India, serta menurunnya kesehatan akibat polusi udara kronis di Cina.
(nrl/dari berbagai sumber berita)