Peran Agama & Masjid Kampus Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Jakarta, b-Oneindonesia – Menteri PPN/ Kepala Bappenas RI Soeharso Manoarfa menjadi pemicara dalam webinar bersama Asosiasi Masjid Kampus Indonesia, pada Minggu, 7 Maret 2021. Acara tersebut mengusung tema “Agenda Pembangunan Nasional: Masalah dan Tantangan dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045″.

Diawal pemaparannya Menteri menjelaskan 5 urgensi agama dalam pembangunan. Pertama, agama sebagai landasan spiritual dan moral untuk membangun masyarakat dan bangsa yang berkeadaban. Kedua, agama menjadi sumber nilai, basis etika dan moralitas untuk memandu bangsa dalam membangun tatanan kehidupan yang damai, adil, dan maslahat.

Ketiga, agama menjadi sumber inspirasi dalam membangun harmoni sosial dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dan memperkuat integrasi nasional. Keempat, agama menjadi kekuatan pendorong dan energi penggerak merealisasikan program pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. Kelima, agama dan para pemuka agama berperan sentral dalam melaksanakan agenda pembangunan untuk mewujudkan bangsa yang bermartabat.

Selanjutnya, Menteri melanjutkan pemaparannya mengenai peran masjid kampus dalam mewujudkan Indonesia emas 2045. Pertama, masjid kampus sebagai pembangun karakter.

“Masjid kampus berperan tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga ruang persemaian pendidikan dan pembinaan karakter mahasiswa, serta media penguatan jiwa nasionalisme dan cinta tanah air berlandaskan ajaran agama,” ujar Menteri.

Kedua, Menteri menjelaskan peran masjid kampus dan persemaian intelektual muslim.

“Masjid kampus dan persemaian intelektual muslim saya kira itu penting, saya juga dulu di masjid kampus di salman, kami belajar banyak mengenai _dakwah bil hal_, dan saya kira itu sesuatu yang harus secara kontinyu dan konsisten dilakukan, dan bahkan harus memberikan satu penyegaran pemahaman agama yang lebih baik , karena basisnya di kampus, dimana ilmu pengetahuan itu sangat dekat,” ucap Menteri.

Menteri juga menyoroti peran masjid kampus untuk pengembangan moderasi beragama.

“Menyebarkan keramahtamahan agama kepada masyarakat sedemikian rupa, islam yang _rahmatan lil alamin_ ke masyarakat sedemikian rupa ini kira saya kira peranan yang paling penting bagi masjid-masjid kampus,” tuturnya.

Menutup pemaparannya, Menteri juga menyampaikan agama sebagai pencegah efek negatif globalisasi.

“Ini juga bisa mencegah efek negatif dari globalisasi, jadi sisrupsi teknologi kita bisa kita atasi, karena itu hal yang biasa saja, kemajuan teknologi itu bukan sesuatu yang terus mengakibatkan kita menjadi puritan dalam beragama sama sekali tidak Itu justru kita tertantang terus untuk memahami agama ini secara intens,” tutup Menteri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *