Timnas Indonesia Semakin Terpuruk

Jakarta, B-One – Timnas Indonesia bermain buruk di dua pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022. Timnas Indonesia sendiri berada satu grup dengan Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Uni Emirat Arab. Menjalani pertandingan di kandang sendiri Timnas  senior kalah 2-3 saat menjamu timnas Malaysia, Kamis (5/9/2019) di pertandingan pertama dan kalah 0-3 saat menghadapi Thailand di Gelora Bung Karno, Selasa(10/9/2019). Hasil ini membuat Indonesia masih terbenam dasar klasemen Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.

Jika melihat kekuatan lawan seperti Thailand misalnya, mereka melakukan persiapan yang tidak main-main. Federasi sepak bola Thailand (FAT) baru merekrut Akira Nishino yang merupakan mantan pelatih jepang yang berhasil membawa jepang lolos 16 besar Piala Dunia 2018. Tercatat baru dua bulan melatih, Akira mampu meramu tim dengan baik. Thailand mampu menahan serangan dari timnas kita. Thailand bermain cerdas dan efektif. Terbukti, mereka mampu melasatkan 3 gol tanpa balas.

Telisik persiapan timnas kita sebelum bertanding di kualifikasi Piala Dunia 2022 tercatat hanya dua kali melakukan pertandingan ujicoba Internasional. Terakhir timnas kita melakukan ujicoba pada bulan Juni lalu.  Hasil buruk ini  merupakan bukti yang realistis  dari persiapan yang sangat minim. Kualitas timnas kita masih belum mampu bersaing di level Internasional. Catatan teknis  dua pertandingan terakhir, pemain terlihat kelelahan saat bermain di babak kedua. Ini yang menjadi bahan evaluasi Pelatih. Selain itu juga, timnas kita tidak memiliki daya serang serta tidak mampu mengkreasikan permainan.

Kekalahan kita di pertandingan kualifikasi piala dunia ini, sudah  tentu bukan hanya tanggung jawab pelatih saja. PSSI sebagai federasi sepabola pun perlu segera berbenah. Membangun sepakbola merupakan program jangka panjang. Kita bisa meniru timnas Jepang yang mencanangkankan program 100 years untuk sepakbola mereka sebagai bukti keseriusan mereka dalam pengembangan sepakbolanya. Sebagai negara penggila sepakbola tentu kita harus melakukan hal yang serupa. Tidak melulu ini menjadi tanggung jawab Federasi melainkan seluruh stakeholder dan masyarakat pecinta bola itu sendiri. Semoga sepakbola kita merenggut kejayaannya kembali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *