Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menerima kunjungan dari Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto di Kantor Kemenko Perekonomian pada Senin (19/09) sore di Jakarta.
Jakarta, b-Oneindonesia – Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, awal pekan ini. Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco pun mengungkap isi pembicaraan keduanya.
Dasco mengakui bahwa Pemilu 2024 memang menjadi salah satu hal yang turut dibicarakan Prabowo dan Airlangga. Namun, kata dia, dalam pertemuan itu keduanya juga memperbincangkan perihal isu terkini bangsa.
“Pertemuan kemarin itu antara Menko Perekonomian dan Menteri Pertahanan RI, tersebut juga membahas isu-isu terkini bangsa kita, tidak hanya membahas Pemilu 2024,” kata Dasco dalam keterangan tertulis, Kamis (22/9/2022).
Selain itu, kata Dasco, keduanya juga kedaulatan Pangan dan juga stabilitas geopolitik yang merupakan fokus Partai Gerindra. Isu strategis tersebut juga merupakan lingkup Menko Perekonomian yang membawahi kementerian teknis, yaitu perdagangan dan pertanian.
“Dua contoh terakhir adalah masalah bahan pokok yang sangat mengganggu kehidupan masyarakat, khususnya emak-emak adalah kenaikan harga minyak goreng dan telur. Belum lagi naiknya BBM baru-baru ini. Kami Partai Gerindra dan Pak Prabowo mempunyai komitmen memperjuangkan hak hidup rakyat kecil,” ujarnya.
Dasco turut merespons pernyataan Airlangga yang menyatakan bahwa parpolnya sangat mungkin memikat Gerindra untuk bergabung koalisi. Menurut dia, pernyataan Airlangga itu hal yang wajar.
“Menurut saya pernyataan beliau lazim dan wajar,” kata Dasco.
Dasco lantas bicara soal konstelasi peta koalisi menjelang Pilpres 2024. Dia menyadari, saat ini Golkar sudah membentuk KIB bersama PAN dan PPP, dan Gerindra sudah bergandengan tangan dengan PKB.
Namun menurutnya perjalanan masih cukup panjang, pendaftaran capres pun baru dimulai September 2023. Karena itu, lanjut Dasco, konstelasi politik masih bisa berubah apalagi demi kemajuan bangsa.
“Saya memegang teguh prinsip bahwa membangun bangsa kita yang besar ini membutuhkan gotong royong dari semua kelompok. Membangun Republik ini tidak bisa sendiri-sendiri apalagi dalam kelompok kecil, harus bersama-sama demi Indonesia,” ujar Dasco.
Lantas, apakah Gerindra membuka peluang untuk berkoalisi dengan Golkar nantinya?
“Ya terbuka lebar dong, koalisi dengan Golkar, dengan mana saja kalau satu visi. Kan begitu,” jawab Dasco.
Prabowo dan Airlangga Bertemu Empat Mata
Diketahui, Prabowo Subianto menemui Menteri Airlangga Hartarto ke kantornya. Keduanya berbicara secara empat mata.
Pertemuan antara dua ketua umum partai itu berlangsung di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (19/9/2022). Pertemuan empat mata tersebut berlangsung hangat di ruang kerja Airlangga.
Keduanya bertukar pikiran mengenai tantangan nasional saat ini yang berkaitan dengan isu keamanan, geopolitik, serta ekonomi dunia.
“Kerja sama yang baik antar kementerian tentu akan mendukung keberhasilan program-program pemerintah untuk kepentingan rakyat,” ujar Prabowo dalam keterangannya yang diterima, Selasa (20/9).
Dalam keterangannya, dijelaskan pertemuan berlangsung selama kurang lebih satu jam. Pertemuan itu membahas strategi dan sinergi antar kementerian untuk menghadapi situasi dunia yang tidak menentu. Seperti tantangan krisis pangan dan energi sebagai dampak dari perang di Ukraina dan pandemi COVID-19 yang belum usai.
Pertemuan Airlangga-Prabowo, Pengamat Sebut sebagai Reaksi Usai Anies Nyatakan Siap Maju Pilpres
Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengungkapkan pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menhan Prabowo Subianto hendaknya tidak dilihat sebagai pertemuan antar dua menteri, tetapi juga pertemuan dua ketua umum partai politik.
“Itu pasti pertemuan sesama menteri, tapi juga pasti membahas bagaimana konstelasi politik mutakhir terkait beberapa perkembangan,” katanya kepada wartawan, Rabu (21/9/2022).
Ari menjelaskan pertemuan itu juga bisa dimaknai sebagai upaya untuk menjalin komunikasi politik untuk keperluan Pilpres 2024. Jika hal itu terjadi, maka akan ada kemungkinan pilpres diikuti 3 pasangan calon.
“Pertemuan menteri ini harus dibaca bagaimana sebenarnya mengarah pada 2 poros atau 3 poros. Tapi lebih berpeluang 3 pasangan,” ujarnya.
Menurutnya, pertemuan itu dilandasi oleh Anies Baswedan yang menyatakan kesiapan untuk maju dalam kontestasi 2024.
“Kuncinya adalah sebenarnya posisi Anies kemudian dengan statemen itu menjadi katalisator bagaimana poros Nasdem, Demokrat, PKS itu semakin konkret karena figur Anies sudah siap,” ucapnya.
Pernyataan Anies itu juga mendapati respons dari PDIP yang menyatakan akan mempertimbangkan mengusung calon sendiri dalam Pilpres 2024.
Artinya, besar kemungkinan PDIP tidak akan menjalin koalisi dalam koalisi dengan partai lain. Setelah PDIP, giliran Golkar dan Gerindra memberikan respon.
“Itu kemudian di-respons PDIP. Kemudian Pak Prabowo dan Pak Airlangga bertemu,” ungkapnya.
Hal itu akan membuka kemungkinan kerja sama antara Golkar beserta KIB dan koalisi Gerindra-PKB.
“KIB siap untuk maju sendiri, Gerindra-PKB juga siap maju. Ketika ini dikomunikasikan apakah ini membuka kemungkinan kerja sama KIB dan koalisi Gerindra? Ini juga harus menjadi pertimbangan,” katanya.
Jika kerjasama itu terwujud, terbentuklah koalisi gemuk antara Golkar dan Gerindra. Di sisi lain, kekuatan politik itu akan menaikkan nilai tawar koalisi terhadap PDIP.
“Karena kalau koalisi ini bisa bertemu, itu saya pikir koalisi Gerindra dan Golkar akan bisa menjadi posisi tawar tersendiri bagi PDIP. Sehingga PDIP akan berpikir ulang untuk maju sendiri,” ujarnya.
Meski demikian, Ari lebih condong pada kemungkinan adanya 3 poros dalam Pilpres 2024.
“Pilihannya PDIP maju sendiri berarti ada 3 poros dan 3 capres, atau PDIP bergabung sekalian dengan Gerindra-Golkar. Itu bisa menjadi koalisi gemuk,” tandasnya.