Denpasar, b-Oneindonesia – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai museum penanggulangan terorisme, Prakasa Rucira Garjita, yang berada di Jalan Tohpati, Denpasar, Bali, bisa menjadi objek wisata menarik bagi turis. Sebagai museum pertama tentang penaggulangan terorisme di Indonesia, dibangun Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Galose pada 2019, menyimpan banyak peninggalan barang-barang yang dipakai Satgas antiteror Densus 88, BNPT, dan seluruh stakeholder kepolisian daerah Bali dalam menangkap teroris Bom Bali seperti Imam Samudera, Amrozi, Ali Ghufron hingga Dr. Azhari.
Museum ini menjadi memori kolektif bangsa melawan terorisme dalam kurun waktu 2002 – 2019. Disini menyimpan perangkat digital forensik maupun persenjataan yang dipakai para penegak hukum dalam membekuk para teroris.
Terdapat duplikat mobil L 300 warna putih berisi bom dan TNT seberat 1 ton yang dipakai saat serangan teror di Sari Club dan Paddy’s Legian, Kuta,12 Oktober 2002 malam. Serta sepeda motor Yamaha F1Z R warna merah yang digunakan teroris Ali Imron untuk melakukan survei lokasi, sebelum meledakan bom di Legian atas perintah trio Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Gufron.
“Bahkan ada video penggerebekan Tim kepolisian yang saat itu diperkuat Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, dan Rycko Amelza Dahniel dalam membekuk buronan teroris internasional Dr. Azhari di Batu, Malang pada 2005. Kini ketiga personil kepolisian tersebut sudah menjadi orang hebat. Pak Tito menjadi Kapolri hingga Menteri Dalam Negeri, Pak Petrus menjadi Kapolda Bali, dan Pak Ryco menjadi Kabaintelkam Mabes Polri. Bahkan anggota Densus lainnya, Idham Azis kini jadi orang nomor satu di Polri (Kapolri),” ujar Bamsoet saat mengunjungi Museum Prakasa Rucira Garjita, di Bali, Sabtu (1/8/17).
Turut hadir Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Galose, Dansat Brimob Polda Bali Kombes Pol Ardiansyah Daulay dan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Wisnu Putra.
Mantan Ketua Komisi III DPR dan mantan Ketua DPR RI ini memandang, museum Prakasa Rucira Garjita juga menjadi monumen pengingat bahwa terorisme atas dalih apapun, apalagi dengan memanipulasi ajaran agama, tak bisa dibenarkan. Sebagai negara yang majemuk, Indonesia dibangun berdasarkan ideologi Pancasila. Presiden Soekarno menyebutnya negara semua untuk semua. Bukan negara untuk satu golongan saja. Agar terorisme tak menjadi momok bagi Indonesia, penanaman nilai Pancasila mutlak dilakukan kepada generasi muda dan berbagai lapisan masyarakat.
“Museum Prakasa Rucira Garjita juga menjadi pengenang jasa pengabdian petugas kepolisian yang gugur saat menjalankan tugas membekuk para teroris. Sebagai contoh, disini menyimpan bodyvest putih yang dipakai (almarhum) Briptu Anumerta Suherman yang gugur saat melakukan penggerebekan teroris di Solo pada September 2012. Nama mereka terpatri abadi dalam museum, sebagai pertanda banga Indonesia tak melupakan jasa dan pengabdian mereka,” tandas Bamsoet.
Bamsoet juga mendorong berbagai Polda bisa meniru kreatifitas serupa. Tak hanya dengan membangun museum, melainkan membangun karya yang bisa menjadi nilai tambah bagi daerah, khususnya yang berhubungan dengan penegakan hukum.
“Presiden Soekarno dengan tegas sudah mengingatkan jangan sekali-kali meninggalkam sejarah (Jas Merah). Dari sejarahlah kita bisa memetik pelajaran. Sejarah Bom Bali I, Bom Bali II, dan berbagai tindakan teror lainnya harus menjadi pelajaran untuk semakin menguatkan solidaritas kebangsaan guna menutup berbagai kemungkingan celah tindakan teror di masa depan,” ujar Bamsoet.