AMBON, B-ONEINDONESIA – Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono menilai Maluku memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Selama ini potensi kepariwisataan di Maluku belum terkelola dengan baik. Nono lalu mendorong adanya pengembangan kepariwisataan bahari yang mampu menjadikan Maluku sebagai salah satu ikon destinasi pariwisata Indonesia.
Dalam Focus Group Discussion (FGD) berjudul ‘Pengembangan dan Pengelolaan Pariwisata Bahari yang Terintegrasi, Berwawasan Lingkungan Hidup dan Berkelanjutan Di Provinsi Maluku’ yang digelar di Aula Dinas Pariwisata Ambon (4/12), Nono menjelaskan jika Maluku seharusnya tidak lagi mengandalkan sumber daya alam semata yang akan habis ke depannya. Saat ini potensi pariwisata di Maluku belum terkelola secara maksimal. Maluku harus mampu menjadikan wilayahnya untuk dikembangkan dan dipromosikan sebagai ikon destinasi wisata di Indonesia.
“Pariwisata bagian dari ekonomi kreatif yang mau tidak mau harus kita kedepankan. Maluku berada pada kawasan strategis. Tugas kita mendorong sebanyak mungkin orang datang kemari dan bisa menikmati. Kita lihat bagaimana Bali menjadi ikon Indonesia. Kalau Maluku bisa menjadi ikon, tentunya akan menjadi sangat terkenal ” ucap Nono.
Nono menjelaskan, dalam mengembangkan pariwisata sebagai ikon, diperlukan peran serta masyarakat dalam menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan.
Masyarakat Maluku harus mampu menjadi tuan rumah yang dapat memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Maluku. Nono juga menyoroti masalah sampah di Maluku. Keberadaan sampah tentu akan merusak citra Maluku sebagai destinasi wisata.
“Bagaimana orang mau datang, kita punya makanan kalau di kanan kiri ada sampah dan lalat. Masyarakat kita harus terlibat secara langsung menciptakan dua hal itu. Itu penting, kelihatan sepele tapi jika masyarakat tidak dilibatkan maka program-program pariwisata akan percuma,” jelasnya.
Tanpa adanya peran serta masyarakat tersebut program-program pemerintah dalam mengembangkan pariwisata di Maluku akan percuma. Peran pemerintah adalah membangun infrastruktur, tetapi peran serta masyarakat dibutuhkan untuk membangun sosial budaya yang mendukung pengembangan kepariwisataan Maluku.
“Tugas berat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat adalah untuk melibatkan masyarakat. Kita kalau tidak cepat segera melakukan upaya itu, orang datang kesini, dia akan kapok,” imbuh Senator DPD RI dari Maluku ini.
Nono juga berharap agar Dinas Pariwisata menampung aspirasi terkait permasalahan kepariwisataan di Maluku, baik dari pelaku usaha, masyarakat, ataupun wisatawan untuk segera dicarikan solusi. Dirinya juga meminta keseriusan pemerintah daerah bersama masyarakat dalam mengembangkan pariwisata di Maluku.
“Kita harus lihat kedepannya, apa yang bisa dilakukan. Kita juga harus introspeksi dan koreksi. Kalau tidak kita lakukan bersama-sama, akan percuma,” pesan Nono.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Maluku, Kasrul Selang, menjelaskan bahwa Pemprov Maluku mengembangkan pariwisata Maluku dengan memperhatikan tiga hal, yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dengan menerapkan tiga hal tersebut, Maluku akan menjadi destinasi wisata yang mampu menjawab kebutuhan para wisatawan. Kasrul juga menjelaskan saat ini Pemprov Maluku sedang fokus pada pengembangan Maluku sebagai pariwisata Bahari. “Pengembangan wisata bahari dilakukan dengan mengembangkan dan menjaga keaslian ekosistem yang masih alami,” ujarnya.