Jakarta, b-Oneindonesia – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo kembali menegaskan pembatasan sosial yang terus meluas dan berkepanjangan telah menimbulkan ekses sangat serius pada sektor perekonomian nasional. Kerja pemulihan ekonomi hanya bisa dimulai jika seluruh elemen masyarakat bertekad memenangi perang melawan Covid-19 saat ini.
“Karenanya seluruh elemen masyarakat harus terus meningkatkan disiplin penerapan pembatasan sosial untuk memutus rantai penularan Covid-19. Dengan menurunnya jumlah pasien Covid-19, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ketat bisa dilonggarkan. Pelonggaran PSBB memungkinkan semua kegiatan produktif masyarakat bisa dimulai lagi,” ujar Bamsoet di Jakarta, Minggu (10/5/20).
Sebaliknya, lanjut Mantan Ketua DPR RI ini, kinerja perekonomian negara dipastikan semakin memburuk jika pembatasan sosial harus berkepanjangan akibat ketidakpedulian bersama memutus rantai penularan Covis-19. Perekonomian negara yang terus memburuk akan menyebabkan semakin banyak orang menderita akibat kemiskinan atau masyarakat tidak berpenghasilan lagi akibat PHK.
“Gambaran tentang terus memburuknya perekonomian nasional telah dipaparkan pemerintah. Satu-satunya motor pertumbuhan yang seharusnya masih bisa diandalkan adalah konsumsi masyarakat, karena baik investasi maupun ekspor tumbuh negatif. Namun, pertumbuhan konsumsi masyarakat pun telah melemah akibat PSBB yang semakin meluas,” urai Bamsoet.
Bamsoet menuturkan, saat ini masyarakat hanya fokus belanja bahan pangan. Belanja kebutuhan rumah tangga lainnya turun signifikan. Permintaan sandang hingga alas kaki anjlok. Pengeluaran biaya transportasi menurun sangat tajam. Dalam situasi normal, konsumsi bisa tumbuh di kisaran lima persen. Namun, per kuartal I-2020, konsumsi hanya tumbuh 2,84 persen karena dipengaruhi faktor PSBB.
“Biasanya, momentum bulan Ramadhan menuju Idul Fitri akan mendongkrak permintaan atau konsumsi. Faktor lain yang ikut mendorong tingginya permintaan adalah tahun ajaran baru, yakni belanja masyarakat untuk aneka kebutuhan pelajar. Tahun ini, kontribusi dua faktor itu terhadap pertumbuhan konsumsi pun dipastikan tidak signifikan,” kata Bamsoet.
Bamsoet menambahkan, berbeda dengan krisis ekonomi sebelumnya, pemulihan ekonomi dari krisis akibat pandemi Covid-19 sekarang justru lebih ditentukan oleh tekad dan kesadaran masyarakat memutus rantai penularan wabah ini. Langkah tersebut harus dilakukan dengan mendukung penuh kebijakan pemerintah memerangi Covid-19.
Beberapa kementerian telah membuat timeline atau rencana kegiatan tentang skenario pemulihan ekonomi dalam sejumlah tahapan. Misalnya, kapan sektor industri bisa mulai berproduksi lagi dan kapan saatnya mengizinkan kegiatan di pusat belanja atau toko. Pemerintah juga telah coba memulainya dengan melonggarkan pembatasan di sektor transportasi.
“Namun, realisasi semua rencana kegiatan pemulihan itu sangat bergantung pada kemampuan semua elemen masyarakat memutus rantai penularan Covid-19. Kemampuan itu harus direfleksikan melalui data riil tentang menurunnya jumlah pasien Covid-19. Karena itu, saya mengajak kita semua bertekad memenangi perang melawan Covid-19, agar kerja pemulihan bisa segera dimulai,” ujar Bamsoet.