Jakarta,b-Oneindonesia- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak para aktivis yang tergabung dalam Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (PRODEM) melakukan kajian tentang kualitas demokrasi Indonesia yang sudah berjalan 21 tahun. Seberapa jauh demokrasi memberikan kesejahteraan kepada rakyat, serta apa saja perkerjaan rumah Indonesia dalam menumbuhkembangkan demokrasi yang sesuai jati diri bangsa.
“Berbagai persoalan tersebut masih menjadi tanda tanya bagi kita semua. Demokrasi kita saat ini sepertinya sudah terjebak dalam angka-angka, bukan lagi demokrasi yang berkualitas yang bisa mensejahterakan rakyat. Jangan-jangan selama ini demokrasi kita masih jauh panggang dari api, jangan-jangan kita masih terjebak dalam Pseudo-Democracy (demokrasi semu),” ujar Bamsoet saat menerima aktivis PRODEM di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Rabu (15/1/20).
Hadir para aktivis PRODEM antara lain Wayan Bambang, Santoso, Swary Utami, Nandang Wira, Desyana, Sicsa Dewi, Ilham Yunda, dan Satyo Purwanto.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menilai, demokrasi yang menjamin kebebasan setiap orang bebicara dan menyampaikan aspirasi politiknya, bukan tanpa konsekuensi. Ketika setiap orang bebas berbicara tanpa dilandasi tanggungjawab, yang terjadi terkadang adalah kebisingan politik dibanding esensi politik.
“Sistem Pemilu kita sampai hari ini juga belum mampu meloloskan orang-orang yang memiliki kualitas lolos menjadi wakil rakyat. Politik transaksional masih mewarnai wajah demokrasi kita.
Peran besar masyarakat sipil seperti PRODEM sangat besar dalam mendorong perubahan demokrasi ke arah yang lebih baik, yakni dengan memberikan masukan kepada lembaga eksekutif maupun legislatif,” tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini meyakini, ditengah pasang surut dan dinamika demokrasi saat ini, perkembangan demokrasi Indonesia kedepannya bisa semakin membaik. Harapan tersebut bukanlah semata mimpi di siang bolong.
“Freedom House, sebuah organisasi internasional yang mempromosikan kebebasan dan demokrasi di dunia, dalam laporan Freedom in The World 2019 menempatkan Indonesia di skor 62 dari 100. Semakin besar skor yang diperoleh, menunjukan kebebasan dan demokrasi di suatu negara semakin baik. Dengan skor 62, menunjukan pencapaian demokrasi di Indonesia cukup mengesankan. Memang belum sempurna, tapi ikhtiar perbaikan terus kita lakukan,” ujar Bamsoet.