Bamsoet Minta Pemerintah Permudah Ekspor Domba Dalam Temu Koperasi Awak Pesawat Garuda Indonesia (KOAPGI) & Koperasi Peternak Domba

JAKARTA, B-ONEINDONESIA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah daerah hingga pusat bisa mempermudah izin ekspor domba yang digemukkan pelaku Rumah Tangga Usaha Peternakan (RUTP) di berbagai pedesaan. Mengingat potensi ekspor domba asal Indonesia sangat menjanjikan, khususnya ke negara Malaysia, Brunei Darussalam, hingga kawasan Timur Tengah.

“Uni Emirat Arab saja membutuhkan sekitar satu juta ekor domba untuk memenuhi konsumsi domestik mereka. Indonesia punya peluang memenuhi pasar disana. Apalagi produksi domba nasional sangat besar. Badan Pusat Statistik mencatat, di tahun 2019 populasi domba mencapai 17.794.344 ekor, naik sekitar 100 ribu ekor dari jumlah domba tahun 2018. Di tahun 2019, surplus daging domba diperkirakan mencapai 66,42 ribu ton. Sangat bisa dimanfaatkan untuk ekspor,” ujar Bamsoet usai menerima Koperasi Awak Pesawat Garuda Indonesia (KOAPGI) bersama Koperasi Peternak Domba Citra Berdikari Surabaya, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Senin (16/11/20).

Turut hadir Ketua Koperasi Peternak Domba Citra Berdikari Surabaya Harun Alrasyid, serta pengurus KOAPGI antara lain Rimond BS, Gilang, Sudjo Hartono, dan Sandya Pudja.

Bamsoet menjelaskan, KOAPGI dan Koperasi Peternak Citra Berdikari Surabaya melaporkan berbagai kendala yang dialami dalam mengekspor domba. Antara lain tumpang tindihnya PNBP dari mulai tingkat kabupaten, provinsi, hingga ke Kementerian Pertanian. Ditambah izin berbelit lainnya, yang menghambat ekspor domba ke berbagai negara.

“Jangan sampai karena terbelit peraturan, ekspor terhambat. Potensi ekspor domba sudah terlihat sejak tahun 2018. Data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mencatat ekspor domba pada tahun 2017 hanya sekitar 210 ekor. Sejak mulai membenahi perizinan, ekspor meningkat menjadi 2.921 ekor pada tahun 2018. Jika izinnya semakin dipermudah dan diperjelas, ekspor domba bisa semakin meningkat lagi setiap tahunnya,” jelas Bamsoet.

Lanjut Bamsoet, menekankan, dalam suasana pandemi covid-19, Indonesia membutuhkan banyak ekspor untuk menekan defisit neraca perdagangan. Melalui peningkatan ekspor, usaha RUTP di berbagai pedesaan juga akan bergeliat, yang pada akhirnya semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kemampuan domba Indonesia menembus pasar dunia akan semakin menumbuhkan semangat generasi muda untuk kembali ke desa, menekuni usaha sebagai peternak. Terlebih iklim dan kontur wilayah Indonesia sangat cocok untuk usaha peternakan. Potensi pasar dalam negeri dan luar negeri juga sangat besar. Tinggal merapikan, memperjelas, dan mempermudah perizinan,” ujar Bamsoet.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *