Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni Minta Yasona Tak Ulangi Pernyataan Kontroversi Tanjung Priok

Jakarta,b-Oneindonesia- Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni akui kecewa dengan pernyataan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly soal ‘kriminal di Priok’. Sahroni, yang juga berasal dari Priok, mengatakan tak semua masyarakat memahami bahasa intelektual yang disampaikan Yasonna.

“Karena ini condong pada satu wilayah. Gua menyampaikan kekecewaan karena faktor wilayah, di mana gua lahir dan besar di situ tidak menemukan kriminalitas yang luar biasa.

Sama saja di manapun di Indonesia ada kriminalitas dan kemiskinan,” kata Sahroni di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Di sisi lain, Sahroni mengapresiasi permintaan maaf yang disampaikan Yasonna. Ia pun meminta Yasonna tak membawa-bawa aspek wilayah dalam pernyataannya.

Tapi saya apresiasi karena dalam hal ini menyampaikan permintaan maaf agar tidak berkepanjangan. Mungkin di depan media, publik hanya bisa melihat pembicaraan umum. Tapi kalau bicara ilmiahkan, ini peringatan kepada semua orang untuk tidak mengatakan pada aspek wilayah. Karena semua wilayah adalah NKRI,” tegasnya.

Sahroni menegaskan tak ada ketegangan antara dirinya dan Yasonna. Ia meminta pernyataan Yasonna soal ‘kriminal di Priok’ itu tak diperpanjang.

“Nggak lah, sudah selesai per hari tadi malam. Sama Tanjung Priok-Pak Yasonna wis (sudah) selesai. Apresiasi, case closed, udah tidak perlu diperpanjang,” tegasnya.

Menurut Sahroni, pernyataan Yasonna soal Priok itu hanya selip lidah. Politikus NasDem itupun menyampaikan kecintaannya pada Tanjung Priok.

“Manusia itu kadang ada slip tongue, nggak apa-apa lah. Namanya orang punya kekurangan mungkin salah infomasi itu biasa,” ujar Sahroni.

“Ada yang bilang gua yang ngendaliin demo, sama orang demo pun kagak kenal gua. Kalau ngomong Priok iya, gua adalah darah dari Priok, yang dari gembel sampai sekarang gua tetap di Priok, dan tetap Priok adalah my country,” pungkasnya.

Sebelumnya pidato Yasonna yang menjelaskan mengenai faktor kriminogenik (faktor penyebab munculnya tindak pidana) menjadi kontroversi hingga memicu unjuk rasa dari warga Tanjung Priok.

Kontroversi itu pun berujung dengan permintaan maaf Yasonna.Yasonna Laoly menjelaskan ucapannya soal kriminalitas di Tanjung Priok tidak bermaksud menyinggung perasaan warga. Dia merasa ucapannya dipelintir.

“Saya menyampaikan juga terima kasih, bahwa saya dingiatkan oleh saudara-saudara saya warga Tanjung Priok, sekaligus ingin menjelaskan bahwa apa yang saya sampaikan saat acara Resolusi Pemasyarakatan 2020 di Lapas Narkotika klas IIA Jakarta itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung perasaan saudara-saudara di Tanjung Priok,” kata Yasonna saat jumpa pers di Kantor Kemenkum HAM, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 22/1

Diketahui, ratusan warga Tanjung Priok berdemo di depan kantor Kemenkum HAM menuntut Menkum HAM Yasonna Laoly untuk meminta maaf atas ucapannya, yang menurut massa, menyebut Tanjung Priok adalah daerah miskin, kumuh, dan kriminal. Salah satu anggota massa Komite Masyarakat Jakarta Utara (Komju), Ashari, mengatakan Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga merupakan warga Tanjung Priok.

“Wapres memang asli, beliau memang kelahiran Banten tapi beliau bertahun-tahun sampai membikin sekolah Al Jihad segala macam ada di Sungai Bambu dan Tatanggo itu, di situ Al Jihad dia dirikan di situ memang dia bagian dari usia perjuangannya ada di Priok. Dia tidak melihat di situ ada pimpinannya. Seorang wakil presiden yang lahir dari Priok,” kata Ashari di depan kantor Kemenkumham, Rabu (22/1) siang.

Pernyataan Yasonna yang menyinggung ‘Priok’ itu disampaikan dia dalam sambutannya di acara ‘Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan’ di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, Kamis (16/1).

“Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas. Bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak,” ujar pemegang gelar doktor kriminologi dari North Carolina State University, Amerika Serikat itu. “Tapi coba pergi ke Tanjung Priok di situ ada kriminal. Lahir dari kemiskinan,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *