Jakarta, b-Oneindonesia – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo kembali menyalurkan bantuan sosial berupa 1 ton beras dan indomie kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Sasaran kali ini terhadap paguyuban supir dan pemilik bajaj (Pasapba) se-DKI Jakarta yang beranggotakan lebih dari 2.000 orang. Setelah sebelumnya juga memberikan bantuan sosial kepada pengemudi ojek online, perempuan tulang punggung keluarga, warga Pendatang dan guru ngaji.
“Menghadapi pandemi Covid-19, para supir bajaj termasuk profesi yang rentan terkikis pendapatannya. Apalagi saat ini Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta diperpanjang hingga 22 Mei, menjadikan aktifitas masyarakat lebih banyak di rumah, yang secara otomatis mengurangi pendapatan para supir bajaj. Bantuan beras dan kebutuhan pokok ini, walaupun jumlahnya terbatas, setidaknya bisa membantu mencukupi kebutuhan pangan mereka,” ujar Bamsoet usai menyerahkan bantuan, di Kelurahan Cipete Jakarta Selatan, Kamis (23/4/20).
Selain menggerakan semangat gotong royong dalam membantu sesama, Bamsoet juga mendorong pemerintah daerah memperluas jangkauan penerima bantuan sosial agar tak hanya kepada kalangan miskin dan kurang mampu saja. Melainkan juga kepada berbagai kalangan kelas menengah bawah, sebagaimana telah dilakukan berbagai negara lainnya.
“Kalangan kelas menengah bawah juga rentan menurun pendapatannya. Bahkan dari kantornya ada yang menerima gaji hanya setengah atau tak digaji sama sekali selama PSBB. Pemerintah harus bisa turut melindungi. Toh mereka selama ini juga termasuk kalangan penyumbang pajak terbesar kepada negara maupun pajak daerah,” tandas Bamsoet.
Bamsoet menambahkan, dengan APBD mencapai Rp 87,95 triliun, seharusnya bukan hal yang sulit bagi DKI Jakarta mengalokasikan berbagai mata anggaran untuk bantuan sosial. Begitupun dengan daerah lainnya. Ditengah situasi warga yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, mereka butuh perhatian dan sentuhan dari para pemimpinnya.
“Sedikit bantuan yang diberikan oleh pemimpin, akan sangat berarti bagi ketenangan jiwa rakyatnya. Pandemi Covid-19 ini menjadi ujian kepemimpinan, apakah hanya sibuk membangun citra melalui retorika. Atau pemimpin memang terbukti memiliki jiwa empati dengan hadir memberikan bantuan dan menyentuh hati rakyat,” ujar Bamsoet.