Jakarta, b-Oneindonesià – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong keberadaan Partai Gelora yang dimotori tokoh-tokoh senior dalam perpolitikan, tak hanya sekadar meramaikan kuantitas, melainkan juga turut meningkatkan kualitas partai politik. Berdasarkan riset The Economist Intelligence Unit (EIU) dalam Indeks Demokrasi 2019, Indonesia berada di posisi ke-64 dari 167 negara, menempatkan Indonesia pada kelompok negara flawed democracy. Disisi lain menunjukan keberadaan partai politik belum maksimal dalam meningkatkan partisipasi politik rakyat.
“Flawed democracy berarti berbagai prasyarat demokrasi sudah terpenuhi. Antara lain sudah ada Pemilu dan pengakuan hak-hak politik warga. Namun berbagai masalah fundamental demokrasi belum terselesaikan. Misalnya kultur politik dan partisipasi yang masih rendah. Partai Gelora sebagai ‘darah segar’ perpolitikan yang memiliki jargon ‘Arah Baru Indonesia’, harus mampu meningkatkan kultur politik dan partisipasi rakyat,” ujar Bamsoet saat menerima pengurus Dewan Pimpinan Nasional Partai Gelora, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis (23/7/20).
Para pengurus Partai Gelora yang hadir antara lain Ketua Umum Anis Matta, Sekretaris Jenderal Mahfudz Siddiq, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Ketua Pengembangan Wilayah V Akhmad Faradis, Ketua Bidang Layanan Sosial Ratieh Sanggarwaty, Ketua Bidang Kerjasama dan Jaringan Lembaga Ratu Ratna Damayani, Ketua Bidang Perempuan dan keluarga Srie Wulandari, dan Ketua Bidang Generasi Muda Hudzaifah Muhibullah.
Mantan Ketua DPR RI ini menilai masyarakat saat ini sedang rindu terhadap partai politik dan tokoh yang memberikan keteduhan dan solusi dalam persoalan kebangsaan dan juga persoalan internasional lainnya. Hal tersebut membuka kesempatan bagi Partai Gelora untuk mendapatkan perhatian rakyat.
“Sebagai partai politik yang tak ikut dalam arus pemerintahan, Partai Gelora bisa mengambil posisi membuka dialektika dan ruang perdebatan publik yang teduh dan solutif. Selain bisa memberi warna, juga bisa membuat masyarakat semakin pro aktif terhadap berbagai hal yang terjadi. Dari mulai persoalan ekonomi, sosial, politik, hingga internasional,” tandas Bamsoet.
Bamsoet menambahkan, kehadiran Partai Gelora juga akan membuat peta persaingan dalam Pilkada hingga Pemilu 2024 menjadi semakin kompetitif. Partai-partai lama akan semakin mendapatkan ujian sejauh mana bisa mempertahankan eksistensinya, partai politik baru seperti Gelora mendapatkan ujian sejauh mana bisa mendapatkan kepercayaan rakyat.
“Pada akhirnya, rakyatlah yang diuntungkan. Karena dengan semakin ketatnya persaingan, seharusnya berkorelasi terhadap peningkatan kualitas partai politik. Partai politik yang tak serius berjuang untuk rakyat, niscaya akan ditinggalkan,” ujar Bamsoet.