Forum MPR Sedunia & Deklarasi Bandung Dukung Perempuan di Kancah Politik

Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah

Bandung, b-Oneindonesia – Deklarasi Bandung yang dibacakan usai selenggarakan forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Sedunia di Bandung, Jawa Barat, Rabu26 Oktober 2022, mendukung penuh peran perempuan di kancah politik, khususnya di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.

Dukungan itu disebutkan pada poin ketiga Deklarasi Bandung yang dibacakan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

‘’Peran perempuan menjadi perhatian hampir semua delegasi yang mengikuti konferensi internasional di Bandung. Perhatian terhadap peran perempuan ini diletakkan sejajar dengan perhatian semua delegasi atas masalah kemanusiaan, sumber daya alam, lingkungan hidup, keadilan, juga masalah generasi muda,’’ kata Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah.

Namun demikian, menurutnya, Forum MPR Sedunia ini masih perlu disempurnakan agar menjadi lebih inklusif sesuai tugas dan fungsi MPR serta tidak menduplikasi fungsi dan peran yang sudah dilaksanakan oleh DPR RI di forum Inter-Parliamentary Union (IPU) atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC).

‘’Forum ini juga terbatas pada keanggotaan negara- negara yang memiliki lembaga sejenis MPR yang belum terwadahi baik dalam keanggotaan di IPU, PUIC, maupun lembaga parlemen internasional lainnya,’’ ujar Ahmad Basarah.

Tema dan isu yang dibahas pun, lanjut dia, hanya dalam ruang lingkup topik-topik yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945, seperti isu kemerdekaan dan kedaulatan bangsa-bangsa di dunia, kemanusiaan, keadilan dan lain-lain.

‘’Keanggotannya pun harus bersifat inklusif atau terbuka yang bukan hanya negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) saja, tetapi juga semua negara yang memiliki lembaga sejenis MPR RI seperti Korea Selatan, Republik Rakyat Tiongkok, Bulgaria, Panama, Kuba dan lain-lain,’’ kata Doktor bidang hukum lulusan Universitas Diponegoro Semarang itu.

Ahmad Basarah mengatakan, isu tentang kemerdekaan setiap bangsa, perdamaian, ketertiban dunia, keadilan sosial, moderasi beragama, kesetaraan gender, atau isu-isu fundamental lainnya memang menjadi perhatian banyak negara bangsa di dunia.

Menurutnya, semua persoalan universal dunia yang tadi disebutkan itu sebenarnya bukan monopoli negara-negara OKI saja untuk menyelesaikannya, tapi juga menjadi concern semua umat manusia tanpa perbedaan bangsa, negara, ideologi, dan agama mereka. (JFS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *