Jakarta, b-Oneindonesia – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak para pesepeda mematuhi peraturan keselamatan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 59 tahun 2020 tentang Keselamatan Pesepeda di Jalan. Setiap pesepada diwajibkan melengkapi sepedanya dengan spakbor, bel, rem, lampu, alat pemantul cahaya berwarna merah, alat pemantul cahaya berwarna putih atau kuning dan pedal.
Sementara untuk pelarangan, antara lain pesepeda dilarang menggunakan atau mengoperasikan perangkat elektronik seluler saat berkendara. Pesepeda yang berkendara di jalan juga dilarang membiarkan sepedanya ditarik oleh kendaraan bermotor dengan kecepatan yang membahayakan keselamatan dengan sengaja.
“Jika mampu membeli sepeda dengan harga jutaan rupiah, seharusnya juga tak keberatan melengkapi berbagai kebutuhan keselamatan sebagaimana tertuang dalam peraturan tersebut. Peratuan dibuat bukan untuk menyulitkan, melainkan memastikan keselamatan nyawa. Jika setiap pengguna jalan seperti pesepeda serta pengendara kendaraan bermotor bisa tertib dan mematuhi ketentuan yang berlaku, keamanan dan kenyamanan di jalan raya bisa dimaksimalkan. Sehingga tak ada nyawa yang melayang sia-sia akibat kelalaian,” ujar Bamsoet saat Ngobrol Santai (Ngobras) bersama komunitas sepeda Brompton dan Green Fly, di Take a Bike Pluit Permai Jakarta, Minggu (27/9/20).
Bamsoet tak menyangka, walaupun harga jualnya menurut Albert Tan, pemilik Take a Bike harga sepeda Brompton Termurah Rp 40 juta hingga Rp 300 juta, namun penjualan sepeda Brompton di Indonesia termasuk terbesar di dunia. Apalagi pada saat pandemi Covid-19 mulai terjadi di Indonesia pada Maret 2020. Penjualan sepeda Brompton justru malah meningkat.
“Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Brompton berhasil menjual sekitar 5 ribu produknya ke Indonesia. Bahkan beberapa waktu lalu, dikabarkan salah seorang bule menuangkan keheranannya di media sosial, ingin mengetahui apa yang terjadi di Indonesia, sehingga banyak warga Indonesia memburu Brompton hingga ke penjuru dunia. Tak hanya dari negara asalnya di Inggris, perburuan juga sampai ke Jerman,” tandas Bamsoet.
Bamsoet menekankan, tak salah membeli barang impor seperti sepeda Brompton. Namun demikian, tak ada ruginya jika para pengoleksi Brompton juga turut mengoleksi sepeda buatan anak bangsa.
“Presiden Joko Widodo saja menggunakan sepeda dalam negeri untuk berolahraga. Ada merk Kreuz, Polygon, dan Element. Serta masih banyak lagi berbagai merk lainnya. Dengan membeli sepeda produksi dalam negeri, kita turut berkontribusi terhadap pertumbuhan industri nasional dan pembukaan lapangan pekerjaan. Berkah booming sepeda akibat pandemi Covid-19 juga harus dinikmati pelaku usaha nasional, sekaligus memperdalam rasa cinta terhadap produk anak bangsa,” jelas Bamsoet.
Lebih lanjut Bamsoet berharap, semangat berolahraga, khususnya bersepeda, yang mulai tumbuh sejak pandemi Covid-19, tak sekadar menjadi olahraga musiman saja. Melainkan bisa secara terus menerus dilakukan warga, sebagai penunjang kesehatan.
“Tak ada ruginya berolahraga. Hanya cukup sisihkan waktu sekian jam per hari. Melalui olahraga, imunitas tubuh bisa meningkat. Sehingga turut berkontribusi melawan virus Covid-19. Mensana in corpore sano, di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat,” pungkas Bamsoet.
Banyak cerita lucu dan miris dari pengalaman para pesepeda yang tergabung dalam komunitas Bromptom dan Green Fly yang berdiri sejak 11 tahun yang lalu dan menjadi duta 4 Pilar MPR itu. Dari mulai stamina dan gairah hubungan suami istri yang meningkat hingga kisah miris mereka diusir dari jalan raya oleh petugas karena dianggap mengganggu pemakai jalan yang lain dan ancaman para begal yang merampas sepeda dan handphone mereka. Semua keseruan mereka akan ditayangkan di kanal YouTube nya Bamsoet Channel.