Jakarta, b-Oneindonesia – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani menegaskan bahwa sumber daya manusia yang berkarakter dan tangguh adalah kunci bagi Indonesia untuk dapat melalui berbagai tantangan.
Ia menambahkan, pembentukan SDM berkarakter dan tangguh itu harus didukung pendidikan yang diarahkan membentuk SDM berakhlak mulia, berbudaya Indonesia, toleran, bergotong royong, cinta Tanah Air, dan menguasai iptek.
“Tantangan seberat apapun akan dapat kita atasi, asalkan SDM Indonesia kita berkarakter dan tangguh,” kata Puan, saat menyampaikan orasi ilmiah dalam Sidang Terbuka Senat Peringatan Dies Natalis ke-58 Universitas Udayana (UNUD), Selasa (29/9/2020).
“Pendidikan merupakan investasi jangka panjang, sebagai fondasi pembentukan manusia dan kebudayaan Indonesia, penguatan kemampuan membangun kemajuan, serta jalan mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia,” sambungnya.
Dalam acara yang mengambil tema: ‘SDM UNUD Unggul, Mandiri, dan Berbudaya dalam Tatanan Kehidupan Baru’ tersebut, Puan menyampaikan bahwa bangsa Indonesia sudah mencapai berbagai kemajuan dan juga menghadapi tantangan-tantangan baru. Seperti tantangan pandemi Covid-19 saat ini, yang berdampak pada aspek kesehatan dan seluruh aktivitas masyarakat di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan keagamaan.
“Pandemi Covid-19 benar-benar sedang menguji ketahanan nasional Indonesia dalam berbagai sektor,” ujar Puan.
Sebelum adanya pandemi, kata Puan, Indonesia sudah dihadapkan dengan sejumlah ‘pekerjaan rumah’ untuk mempercepat terwujudnya kemajuan Indonesia.
Sejak tahun 2019, Indonesia telah masuk dalam kriteria upper middle income group, dengan pendapatan per kapita sekitar USD 4.244, setelah selama kurang lebih 23 tahun berada dalam kelompok lower midle-income group sejak tahun 1995.
“Untuk mempercepat terwujudnya kemajuan Indonesia yang memiliki kekuatan politik, sosial, budaya, dan ekonomi, maka salah satu agenda politik pembangunan kita ke depan adalah mempercepat pembangunan manusia Indonesia yang berkarakter dan berdaya saing,” ungkapnya.
Dalam membangun manusia Indonesia, lanjut Puan, diperlukan fokus dan titik berat pada nation and character building. Yaitu membangun manusia Indonesia yang berjiwa gotong royong, cinta Tanah Air, memiliki rasa percaya diri sebagai bangsa, serta memiliki kesanggupan untuk membangun kemajuan bangsa dan Negara tanpa meninggalkan akar budayanya.
Menurut Puan, pendidikan menjadi cara yang sangat strategis dan harus dimaknai sebagai suatu proses rekayasa sosial, untuk membudayakan manusia, membuat manusia menjadi berbudaya.
Menyadari hal strategis tersebut, kata Puan, tidak mengherankan jika founding fathers meletakkan dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945 bahwa salah satu tujuan dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan hanya mengenai intelektualitas, akan tetapi lebih luas mengenai kecerdasan dalam seluruh perikehidupan bangsa, kecerdasan dalam hal akhlak, budaya, sosial, ekonomi, berbangsa, dan bernegara,” ucap politisi PDI Perjuangan tersebut.
Puan menegaskan, DPR RI melalui fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan terus mendukung pembangunan pendidikan agar dapat mempercepat tercapainya kemajuan bangsa.
Dukungan diberikan dari alokasi anggaran pendidikan yang meningkat pada 2019 sebesar Rp478,4 triliun menjadi Rp547,8 triliun pada 2020, dan pada RAPBN 2021 untuk bidang pendidikan direncanakan sebesar Rp550 triliun.
Alokasi anggaran dan program bidang pendidikan tersebut diarahkan untuk membangun SDM unggul, antara lain Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Wajib Belajar 12 Tahun, kemajuan pelestarian bahasa dan kebudayaan, peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran, program pendidikan dan pelatihan vokasi, penguatan pendidikan tinggi, dan memperkuat riset nasional.
Selain itu, DPR RI juga mendukung program-program Pemerintah di sektor industri, perdagangan, dan Koperasi UMKM yang berkorelasi dengan peningkatan kualitas SDM Indonesia seperti UMKM, pelatihan vokasi yang terhubung dengan kebutuhan industri, digitalisasi koperasi dan UMKM.
“Tentu dibutuhkan komitmen kita semua dalam melakukan investasi jangka panjang pembangunan manusia Indonesia,” ujar Puan