Perkembangan internet banking dan mobile banking membuat transaksi keuangan lebih mudah sehingga tidak perlu lagi datang ke kantor cabang ataupun ke mesin atm.
Perubahan cara bertransaksi ini telah berimbas kepada jumlah nasabah Bank yang berkunjung ke kantor cabang.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pada 2007 sebanyak 71% nasabah bertransaksi melalui ATM, 17% di cabang dan sisanya mobile banking. Sebaiknya saat ini 75% nasabah bertransaksi menggunakan mobile banking dan internet banking, 23% melalui ATM..
Yahya mengungkapkan bahwa berkurangnya jumlah nasabah yang datang ke kantor tidak membuat bank tutup karena masih transaksi di cabang masih mencapai 50%.
“Keberadaan kantor cabang masih dibutuhkan untuk mengelola uang tunai, kliring, cek dan lainnya,” terang Jahja.
Data dari situs BCA pada September 2019, jumlah cabang BCA mencapai 1.246 kantor. Pada 2018, jumlah cabang BCA mencapai 1.249 kantor. Tidak ada dampak yang signifikan atas minimnya jumlah transaksi atau kegiatan jasa di Bank. BCA saat ini sudah melayani hampir 21 juta rekening nasabah.
Jahja menambahkan bahwa pola transaksi tradisional beralih ke digital, namun dalam bisnis dalam bisnis keberadaan kantor cabang masih dibutuhkan. Terutama pada bisnis korporasi, komersial hingga KPR karena membutuhkan pengesahan administrasi serta verifikasi langsung.
“Tapi kalau bisnis perbankan saya yakin bisnis korporasi, komersial, UKM dan konsumer KPR dan KKB masih tetap butuh konvensional hanya proses di bank akan sangat cepat. Lalu dengan korporasi ada sistem layanan sendiri dan kalau bisa connect, kita bisa layani dengan baik,” jelasnya.