Jakarta, b-Oneindonesia – Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Sultan B Najamudin meminta otoritas Bank Indonesia (BI) untuk meningkatkan kualitas (upgrade) sistem keamanan data center.
Hal ini disampaikan Sultan menyusul terjadinya kebocoran data BI yang dilakukan oleh hacker di BI perwakilan Bengkulu.
“Fenomena cyber attack atau cyber crime merupakan bagian yang penting untuk diwaspadai dari kemajuan digitalisasi. Sehingga Kesadaran akan keamanan sistem data pada lembaga keuangan khususnya BI harus diperkuat dengan infrastruktur sistem keamanan cyber yang memadai”, tegas Sultan melalui pesan singkat pada Jum’at (21/01).
Menurut pimpinan yang juga merupakan anggota Komite IV DPD RI itu, Digitalisasi memiliki konsekuensi keamanan yang sangat berisiko bagi sistem data dan informasi. Apa yang terjadi di BI harus menjadi peringatan dini bagi sistem keamanan data center semua lembaga keuangan lainnya.
“Bahwa tidak ada satu sistem datapun yang aman dari potensi cyberattack apalagi cybercrime. Sebagai lembaga moneter yang juga bertanggung jawab terhadap sistem ekonomi dan keuangan nasional, sistem keamanan data BI harus dibekali dengan kualitas keamanan terbaik”, ungkap Senator muda asal Bengkulu itu.
Selain itu, Sultan juga mendorong BI untuk bekerja sama dengan Tim cyber crime Polri dan merekrut ahli cyber lainnya yang dinilai bisa menjaga ketahanan data BI, terutama dengan memperkuat kerjasama dengan BSSN.
Seperti diketahui bahwa, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memastikan kasus kebocoran data Bank Indonesia. BSSN menyebut data yang bocor bukan data kritikal. Juru bicara BSSN Anton Setiawan menjelaskan bahwa serangan terjadi pada Senin (17/1).
Tim BSSN dan BI melakukan verifikasi terhadap konten dari data yang tersimpan. Data yang tersimpan diindikasikan merupakan data milik Bank Indonesia cabang Bengkulu,” kata Anton, Kamis (20/1).